Ketika rehat-rehat sebagaimana dinasihatkan, teringat pesanan ayah semasa melangkah keluar kampung, "Nek arep meguru, golekono guru seng nduwe ngilmu ulo duni."
Tersengeh aku, kerana sehingga sekarang masih gagal mencari guru yang mempunyai ilmu ular duni itu.
Paling-paling, pernah aku bersila dengan guru yang berkata:-
Dua tingkat guru.
Guru yang kenal Allah.
Guru yang kenal perintah Allah.
(Sampai sekarang aku tertanya-tanya inikah ulamak yang dikatakan 'arif billah dan ulamak yang 'arif amrillah? Ustaz-ustaz PHD sekarang ini bagaimana?)
Pernah juga ada guru yang mengatakan:-
Dua tingkat ilmu.
Ilmu yang penuh bermanfaat untuk dua kehidupan.
Ilmu yang mencelakakan kehidupan kedua.
Ada juga guru yang keberatan melayan soalan-soalan aku. Dia hanya mewariskan sebaris dua azimat, dan menyuruh aku berlalu dari situ. Cari dan alami sendiri:-
Iblis sentiasa menghendap dan memerangkap orang yang beriman.
Orang yang beriman yang kenal hanya Amr Allah, mudah diperangkapnya.
Orang yang beriman yang kenal akan Allah, mengenal dan menghindari perangkapnya.
Tetapi jika yang dikehendaki Allah, kenal dan hampir dengan Allah pun tergelincir juga.
Tetapi ada seorang guru yang setiap kali aku datang mengaji dengannya diajarkan aku tiga baris ini:-
Ya Allah; sesungguhynya, keampunanMu lebih luas dari kesalahanku;
Dan RahmatMu lebih ku harapkan dari amalan ku;
Ya Robbi, tambahilah aku dengan ilmu.
Selalu .... bila lamunan ku sampai disini, aku tertidur.
---------------------------------------
p/s ... ... Selalunya kalau aku baca terus menerus tentang Anuar dan kegilaannya, Najib dengan keutamaan-keutamaannya, Lim Kit Siang dengan keterlaluan-keterlaluannya, Nik Aziz dengan tunggangannya, Samy Velu dengan kacang putihnya dan Hulu Selangor dengan cini-cinanya .... mengantuk pun jadi tegang.
SSUS - PERJUANGAN YANG BERTERUSAN
Satu Bahasa Satu Bangsa Satu Negara
