SSUS - PERJUANGAN YANG BERTERUSAN

SSUS - PERJUANGAN YANG BERTERUSAN
Satu Bahasa Satu Bangsa Satu Negara

Friday, September 15, 2017

Pengajaran Sirri Dari Allah swt Kepada Nabi Musa a.s. Melalui Nabi Khidir a.s.

Berapa kuat pun aku,
Tak upaya aku ubah satu hari pun yang sudah berlalu,
Tak dapat tahan satu hari pun yang sedang berlalu,
Jahat atau baik.
Namun ….. Dengan penuh kasih,
Allah jadikan untuk ku Subuh dan hari yang baru,
Untuk aku tidak mengulangi kejahatan ku,
Untuk aku memperelokkan kebaikan2 yang ada,
Buat persiapan ku saat kembali kepadaNya.

-------------

Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4258.

Maksudnya : "Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Said bin Jubair, ia berkata : Saya berkata kepada ibnu Abbas : Sesungguhnya Nauf AI Bikali mengatakan bahawa Musa Nabinya Bani Israil itu bukan Musa yang menemani Nabi Khidir".
Ibnu Abbas berkata :"Bohong musuh Allah. Saya mendengar Ubayyi bin Kaab berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda : Musa berkhutbah pada Bani Israil, beliau ditanya : Siapakah di antara manusia yang paling pandai ? Maka Allah mencelanya, kerana beliau tidak mengembalikan kepandaian itu kepada Allah dan Allah memberi wahyu kepada Musa, bahawa salah satu hamba ku dipertemukan dua lautan, dia lebih pandai dari kamu. Musa berkata :"Ya Tuhan, bagaimana saya boleh menjumpainya ? Tuhan berfirman kepadanya :"Bawalah ikan dikantung, dan apabila ikan itu hilang, dia (Nabi Khidir) ada disitu.
Dan berangkatlah Nabi Musa bersama temannya iaitu Yusa' bin Nun, Musa menaruh ikannya di kantung, berangkatlah dia dan temannya dengan jalan kaki, sehingga mereka sampai di batu besar. Musa dan temannya tertidur. Ikan melompat-lompat dari kantung dan keluar kemudian jatuh di laut.
Rasulullah bersabda :"Kemudian Allah menahan mengalirnya air, seakan-akan air seperti lingkaran dinding yang ikan tadi dapat minum (dan lari). Musa dan temannya merasa hairan dan mereka meneruskan perjalanannya untuk siang hari dan malam seterusnya. Teman Musa lupa untuk memberitahukan kepadanya. Maka ketika pagi hari Musa berkata kepada temannya : Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih kerana perjalanan ini.
Rasulullah bersabda :Musa tidak merasa letih sampai dia melalui tempat yang diperintahkannya. Temannya berkata : Tahukah Tuan ketika kita mencari tempat berlindung (berehat) di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang melupakan untuk menceritakannya kecuali syaitan. Ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.
Musa berkata : Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula.
Rasulullah bersabda :Keduanya mencari lagi jejaknya.
Sufyan berkata :Orang-orang mengatakan bahawa disamping batu besar itu ada sumber air yang boleh menghidupkan. Orang mati yang terkena airnya boleh hidup kembali. Sufyan meneruskan berkata : Ikan itu sudah dimakannya (sebahagian) dan ketika ikan itu kena titisan air, ikan itu hidup lagi kembali. Dan keduanya mencari jejak, sehingga keduanya sampai dibatu.
Musa melihat seorang lelaki berselimut pakaian. Musa mengucapkan salam kepadanya.
Nabi Khidir berkata :Bagaimana bumi keselamatan mu. (iaitu Siapa dan dari mana kamu).
Saya Musa.
Nabi Khidir berkata :Musa Bani Israil ?
Musa menjawab :Ya.
Nabi Khidir berkata : Hai Musa! Sesungguhnya kamu pada ilmu, dari ilmu Allah yang telah diberikan kepada mu. Saya tidak mengetahuinya. Saya pada ilmu dari ilmu Allah yang telah diberikan kepada saya. Engkau tidak mengetahuinya.
Musa berkata kepada Khidir : Bolehkah aku mengikuti mu supaya kamu mengajarkan kepada ku ilmu yang benar, di antara ilmu-ilmu yang diajarkan kepada mu?
Dia menjawab :Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama ku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?
Musa berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentang mu dalam sesuatu urusanpun.
Khidir berkata pada Musa : Jika kamu mengikuti ku, maka janganlah kamu menanyakan kepada ku tentang suatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepada mu.
Musa menjawab :Ya.
Maka berangkatlah Khidir dan Musa berjalan kaki pada tepi laut. Lalu padanya perahu. Penumpang2 perahu berkata padanya untuk mengangkut keduanya. Mereka mengenali bahawa dia adalah Khidir. Maka mereka mengangkutnya dengan tanpa bayar. Maka Khidir menuju pada papan perahu dan melubanginya.
Nabi Musa berkata kepadanya: Mereka telah mengangkut kita dengan tanpa bayar dan kamu melubangi perahunya yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar.
Khidir berkata : Bukankah aku telah katakan: Sesungguhnya kamu sekali2 tidak akan sabar bersama dengan aku.
Musa berkata: Janganlah kamu menghukum aku kerana kelupaan ku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusan ku.
Kemudian keduanya turun dari perahu. Ketika mereka berjalan di tepi laut, ada anak kecil bermain2 dengan anak2 kecil lainnya. Khidhir memegang kepalanya, menariknya dan membunuhnya.
Musa berkata kepadanya: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih? Bukan kerana ia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.
Khidhir berkata: Bukankah sudah ku katakan kepada mu, bahawa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersama ku?
Rasulullah bersabda: Kejadian itu lebih besar dari yang pertama. Musa berkata: Jika aku bertanya kepada mu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertai mu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur pada ku.
Maka keduanya berjalan. Hingga tatkala keduanya sampai pada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mahu menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. Rawi berkata: Miring.
Khidhir memberi isyarat dengan tangannya, begini, maka Khidhir menegakkan dinding itu.
Musa berkata kepada Khidhir: Kita datang pada penduduk. Mereka tidak mahu menjamu, tidak mahu memberi makan kita. Jikalau kamu mahu, nescaya kamu mengambil upah untuk itu.
Khidhir berkata: Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepada mu tujuan perbuatan2 yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
Rasulullah SAW. bersabda: Semoga Allah memberi belas kasih kepada Musa. Kita akan senang kalau dia sabar sampai dia menceritakan kepada kita dari khabar keduanya.
Ubayyi' berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Kejadian pertama adalah dari Musa kerana ia lupa.
Ubayyi berkata: Datanglah burung pipit pada hujung perahu, kemudian mematuk air laut.
Khidhir berkata kepada Musa: Tidak akan mengurangi ilmu ku dan ilmu mu dari ilmu Allah, kecuali seperti berkurangnya burung pipit itu mematuk air laut.
Said binJubair berkata : Ibnu Abbas dia membaca: Kerana dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap perahu yang baik.
Dan Ibnu Abbas membaca: Dan adapun anak muda itu, dia adalah anak kafir. Hadis ini hasan sahih, Abu Ishaq Al Hamdani telah meriwayatkan hadis ini dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ubayyi bin Ka'ab dari Nabi SAW. Zuhri juga telah meriwayatkan hadis ini dari Ubaidillah bin Abdillah bin Uthbah dari Ibnu Abbas dari Ubayyi-bin Ka'ab dari Nabi SAW. Abu Muzahim As Samarqandi berkata .. Berkata Ali bin Al Madini: Saya pergi haji, tidak sengaja, saya mendengar Sufyan menyebut hadis ini, iaitu lafaz haddasana, ahbarona sampai saya mendengar: Telah menceritakan kepada kami Amr bin Dinar. Dan saya telah mendengar hadis ini dari Sufyan sebelum itu dan dia tidak menyebut : Haddasana, ahbarana".

------------

Abu Hurairah reported: The Messenger of Allah s.a.w. said:

Allah Almighty said: Whosoever shows enmity to someone devoted to Me, I shall be at war with him. My servant draws not near to Me with anything more loved by Me than the religious duties I have enjoined upon him; and My servant continues to draw near to Me with supererogatory works so that I shall love him. When I love him I am his hearing with which he hears, his seeing with which he sees, his hand with which he he strikes and his foot with which he walks. Were he to ask [something] of Me, I would surely give it to him; and were he to ask Me for refuge, I would surely grant him it. I do not hesitate about anything as much as I hesitate about seizing the soul of My faithful servant; he hates death and I hate hurting him.

[Sahih Bukhari, Book 76, No 509]

Allah swt berfirman:
Sesiapa memusuhi awliya Ku, Aku perangi dia. Tidak hamba Ku mendekati Ku dengan sesuatu yang lebih ku sukai melainkan dengan mentaati perintah2 Ku yang Ku fardhukan kepadanya, dan dia pula terus menerus mendekati Ku dengan yang sunat2 semata2 untuk Kasih Redho Ku. Bila Aku mengasihi dia, Akulah pendengaran yang dengannya dia mendengar, Akulah pandangan yang dengannya dia memandang, Akulah tangannya yang dengannya dia memukul, Akulah kakinya yang dengannya dia berjalan. Bila dia meminta, Akulah pemberinya; bila dia berlindung, Akulah pelindungnya. Aku tidak tertahan2 sebagaimana Aku seolah2 tertahan2 dari mengambil rohnya: dia benci mati dan Aku benci menyakitinya.

Wednesday, August 30, 2017

The Ways Of Dajjal (1)


Narrated 'Aisha: (the wife of the Prophet) Allah's Apostle used to invoke Allah in the prayer saying "Allahumma inni a'udhu bika min adhabil-qabri, wa a'udhu bika min fitnatil-masihid-dajjal, wa a'udhu bika min fitnatil-mahya wa fitnatil-mamati. Allahumma inni a'udhu bika minal-ma thami wal-maghrami. (O Allah, I seek refuge with You from the punishment of the grave and from the afflictions of Masi,h Ad-Dajjal and from the afflictions of life and death. O Allah, I seek refuge with You from the sins and from being in debt)." Somebody said to him, "Why do you so frequently seek refuge with Allah from being in debt?" The Prophet replied, "A person in debt tells lies whenever he speaks, and breaks promises whenever he makes (them)." 'Aisha also narrated: I heard Allah's Apostle in his prayer seeking refuge with Allah from the afflictions of Ad-dajjal.
(Al Bukhari; Book #12, Hadith #795)
(i.e. The ways of Dajjal induces men to be in debt – so as to be wide-opened to his attack - for life)

Narrated Ibn 'Umar: Umar and a group of the companions of the Prophet set out with the Prophet to (visit) Ibn Saiyad. He found him playing with some boys near the hillocks of Bani Maghala. Ibn Saiyad at that time was nearing his puberty. He did not notice (the Prophet's presence) till the Prophet stroked him on the back with his hand and said, "Ibn Saiyad! Do you testify that I am Allah's Apostle?"
Ibn Saiyad looked at him and said, "I testify that you are the Apostle of the illiterates." (i.e. Ibn Sayiyad recognised the Prophet s.a.w.)
Then Ibn Saiyad asked the Prophet. "Do you testify that I am the apostle of Allah?" (i.e. Ibn Saiyad had the minds and heart of Dajjal … his body is that of a human being, but his soul is that of Dajjal.)
The Prophet said to him, "I believe in Allah and His Apostles."
Then the Prophet said (to Ibn Saiyad). "What do you see?" (i.e. Rasulullah saw put him to the test. If Ibn Saiyad sees with Dajjal’s sight, he will respond accordingly)
Ibn Saiyad replied, "True people and false ones visit me." (i.e. Dajjal, sees truth as false, and false as truth - Ibn Saiyad has responded as Dajjal would)
The Prophet said, "Your mind is confused as to this matter." (i.e. Dajjal’s mind projects deceptions to confuse his victim’s minds: to identify truth as falsehood, and falsehood as truth)
The Prophet added, " I have kept something (in my mind) for you." (i.e. to test him further and to confirm his suspicion about Ibn Saiyad’s reality, Rasulullah saw induces Ibn Saiyad to betrey himself by reading Rasulullah’s mind)
Ibn Saiyad said, "It is Ad-Dukh." (i.e. Ad-Dukhan being one of the 10 major signs of The Sa’at)
The Prophet said (to him), "Shame be on you! You cannot cross your limits." (i.e. shame on you for you are being discovered, your is camouflage being seen throuhg. You cannot cross your limit i.e. Your ability to deceive other is limited by Providence. You are bound to be discovered. You are bound to be destroyed.)
On that 'Umar said, "O Allah's Apostle! Allow me to chop his head off."
The Prophet said, "If he should be him (i.e. Ad-Dajjal) then you cannot overpower him, and should he not be him, then you are not going to benefit by killing him (now)."
(Sahih Bukhari; Book #52, Hadith #290d)

Tuesday, August 29, 2017

Cinta Makhluk; Cinta Allah. Cinta Yang Baharu; Cinta Yang Qadim. Cinta Yang Berubah2; Cinta Yang Kekal.

Al-Baqarah. (2:165)
(Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain dari Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu ( Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah dan kalaulah orang-orang yang melakukan kezaliman (syirik) itu mengetahui ketika mereka melihat azab pada hari akhirat kelak, bahawa sesungguhnya kekuatan dan kekuasaan itu semuanya tertentu bagi Allah dan bahawa sesungguhnya Allah Maha berat azab seksaNya, (nescaya mereka tidak melakukan kezaliman itu).

Al-Qasas. (28:85)
Sesungguhnya Allah yang mewajibkan kepadamu (beramal dan menyampaikan) Al-Quran (wahai Muhammad) sudah tentu akan menyampaikan engkau lagi kepada apa yang engkau ingini dan cintai. Katakanlah (kepada kaum yang menentangmu): Tuhanku amat mengetahui akan sesiapa yang membawa hidayat petunjuk dan sesiapa pula yang berada dalam kesesatan yang nyata.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. # 1551
Dari Anas r.a.: Ada seorang laki-laki menanyakan kepada Nabi s.a.w. mengenai kiamat. Katanya: "Bilakah hari kiamat?"
Beliau bersabda: "Apakah yang telah engkau siapkan untuk hari itu?" Katanya: "Tiada suatu pun selain mencintai Allah dan RasulNya".
Beliau bersabda: "Engkau akan bersama orang yang engkau cintai!"
Kata Anas: Belum pernah kami gembira seperti kegembiraan kami kerana mendengar sabda Nabi s.a.w.: " Engkau akan bersama orang yang engkau cintai!" Kata Anas: "Saya mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan saya mengharapkan kiranya saya bersama mereka kerana mencintai mereka, sekalipun saya belum beramal serupa amal mereka".

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2269
Dari Anas bin Malik r.a. katanya: "Ketika aku dan Rasulullah saw. pada suatu ketika keluar dari masjid, tiba-tiba kami ditemui oleh seorang lelaki di pintu masjid, lalu dia bertanya, "Ya, Rasulullah! Bilakah terjadi hari kiamat?" Jawab Rasulullah saw., "Apakah yang telah engkau persiapkan untuk itu?" Lelaki itu kelihatan seperti menunduk, kemudian dia berkata, "Tidak banyak yang telah ku siapkan; baik itu berupa solat (sunat), puasa, dan sedekah (zakat). Tetapi aku sungguh-sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya." Maka bersabda Nabi saw., "Engkau akan sentiasa bersama-sama kecintaanmu itu kelak."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1901
Dari Anas bin Malik r.a. katanya: Ketika saya dan Nabi saw. keluar dari masjid, seorang laki-laki bertemu dengan kami dekat pintu masjid dan mengatakan: "Ya Rasulullah! Bilakah kiamat itu (akan terjadi)?" Kata Nabi: "Apakah yang telah engkau sediakan untuk menemuinya?" Laki-laki itu kelihatan seolah-olah merendahkan diri dan kemudian dia menjawab: "Ya Rasulullah! Saya tidak menyediakan untuk itu puasa, solat dan sedekah yang cukup, tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya." Kata Nabi: " Engkau nanti bersama orang yang engkau cintai itu."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1748
Dari 'Ubadah bin as-Shamit, dari Nabi saw., beliau bersabda: "Siapa yang cinta untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga cinta untuk menemuinya." Siapa yang benci untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga benci untuk bertemu dengannya." Lalu 'Aisyah atau salah seorang isteri Nabi yang lain berkata: "Kami memang benci untuk mati." Nabi berkata: "Bukan begitu! Tetapi seorang yang beriman, kalau kematian telah datang kepadanya, maka ia diberi berita gembira dengan keredhaan dan kemurahan Tuhan. Maka tidak ada yang lebih disenanginya selain dari apa yang di depannya (akan diperolehnya). Kerana itu, ia cinta untuk menemui Allah dan Allah cinta pula untuk bertemu dengannya. Sedangkan orang yang kafir kalau telah didatangi kematian, maka ia diberi berita tentang seksaan dan hukuman Allah. Kerana itu tidak ada yang lebih dibencinya dari apa yang di depannya (akan ditanggungkannya). Ia benci bertemu dengan Allah, dan Allah benci pula bertemu dengannya."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1708
Dari Anas bin Malik r.a, katanya: Nabi saw bersabda: "Orang belum dapat merasakan kemanisan iman, sampai ia dapat mencintai orang lain yang hanya dicintainya kerana Allah saja; sampai ia lebih suka ditempatkan ke dalam api daripada kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya; dan sampai ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. # 0016
Dari Anas r.a, dari Nabi saw., katanya: "Ada tiga perkara, barangsiapa melaksanakan ketiga-tiganya, nescaya ia akan mendapatkan kesedapan iman: (1) Orang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi daripada cintanya kepada yang lain dari pada keduanya. (2) Orang yang mencintai orang lain semata-mata cinta. (3) Orang yang benci untuk kembali kepada kafir, setelah Allah melepaskannya daripada (belenggu) kekafiran itu, sama dengan bencinya akan dijatuhkan ke dalam neraka."

Hadis Sahih Muslim Jilid 1. # 0034
Dari Anas r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Ada tiga perkara, bila terdapat dalam diri seseorang maka dia akan merasakan bagaimana manisnya Iman: Mencintai Allah dan Rasul-Nya, melebihi daripada yang lain-lain. Mencintai orang lain kerana Allah semata-mata. Benci menjadi kafir kembali, setelah Allah melepaskannya dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya akan dilemparkan ke neraka."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1701
Dari Nukman bin Basyir r.a, katanya: Rasulullah saw bersabda: "Tuan lihat orang-orang yang beriman itu dalam saling kasih-mengasihi, saling cinta-mencintai dan saling tolong-menolong, seperti sebatang tubuh. Kalau ada salah satu anggota yang terkena penyakit, seluruh batang tubuh ikut menderita tidak dapat tidur dan menderita panas."

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2216
Dari Nu'man bin Basyir r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencinta, saling mengasihi dan saling menyayang, bagaikan sebuah tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh merasa sakit, tidak dapat tidur dan terasa demam."

Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. # 0011
Dari Anas r.a, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: " Tidak (sempurna) iman seseorang kamu, sebelum ia lebih mencintai aku daripada mencintai ibu bapanya, anaknya dan manusia umumnya."

Hadis Sahih Muslim Jilid 1. # 0035
Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Belum sempurna iman seseorang kamu, sebelum ia mencintai ku, melebihi daripada cintanya kepada anaknya, kepada bapanya dan kepada manusia semuanya."

Hadis Sahih Muslim Jilid 1. # 0036
Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Belum sempurna iman seseorang, sebelum dia mencintai bagi saudaranya atau bagi tetangganya, apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri."

Hadis Sahih Muslim Jilid 2. # 1007
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Hati seorang orang tua tetap muda dalam hal mencintai dua perkara. Iaitu: dalam hal mencintai hidup dan harta benda."

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 1821
Dari 'Auf bin Malik r.a., dari Rasulullah saw., katanya: "Imam (pemimpin atau pembesar) yang terbaik ialah mereka yang mencintai mu dan kamu mencintai mereka; mereka mendoakan kamu dan kamu mendoakan mereka. Imam yang paling buruk (jahat) ialah yang kamu benci dan mereka membenci mu; kamu mengutuk mereka dan mereka mengutuk mu." Bertanya seseorang, "Ya, Rasulullah! Bolehkah kami menyingkirkannya dengan pedang?" Jawab Rasulullah saw., "Tidak, selama mereka masih solat bersama-sama kamu. Apabila kamu lihat suatu tindakan (kebijaksanaan) yang tidak baik dari pembesar mu, proteslah tindakannya, dan jangan lepas tangan untuk tidak taat (terhadap tindakannya yang baik)."

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2198
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Seorang lelaki pergi mengunjungi saudaranya yang bermukim di negeri asing (jauh dari tempatnya bermukim). Maka Allah Ta'ala mengirim seorang malaikat untuk menemaninya dalam perjalanan. Setelah malaikat bertemu dengan orang itu, maka bertanya malaikat, "Hendak kemana Tuan?" Jawab orang itu, "Aku hendak mengunjungi saudara ku di negeri Anu." Tanya malaikat, "Apakah Tuan berkunjung ini kerana Tuan berhutang budi kepadanya?" Jawab orang itu, "Tidak!" Aku mencintainya hanya semata-mata kerana Allah Ta'ala." Kata malaikat, "Sesungguhnya aku (malaikat) diutus Allah Ta'ala menemani Tuan, sebab Tuan mencintai saudara Tuan kerana Allah semata-mata."

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2197
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat kelak, "Mana orang-orang yang saling mencinta kerana keagunganKu? Hari ini Ku naungi mereka, di mana tidak ada naungan yang lain selain naunganKu."

Hadis Sahih Muslim Jilid 1. # 0023
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda kepada bapa saudaranya, "Ucapkanlah La ilaha Illallah, aku menjadi saksi bagi Pakcik nanti di hari kiamat terhadap ucapan Pakcik itu." Jawab Abu Thalib, "Kalaulah orang-orang Quraisy tidak akan menghina ku, sesungguhnya ku ucapkan kalimah itu di hadapanmu, agar tercapai apa yang engkau inginkan." Lalu Allah swt. menurunkan ayat: "Sesungguhnya engkau tidak berkuasa menunjuki orang yang engkau cintai, tetapi Allah-lah yang berkuasa menunjuki orang yang dikehendaki-Nya." (Al Qasas:56).

Monday, August 28, 2017

Kuasa: Hak Allah. Bukan Hak Makhluk.

Surah Aali'Imran. (3:26).
قُلِ اللَّـهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2463
Dari Tsauban r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memperlihatkan kepada ku (peta) bumi secara keseluruhan, sehingga aku dapat melihat bumi sebelah Timur dan Barat. Dan sesungguhnya kekuasaan ummat ku akan sampai ke seluruh tempat yang telah diperlihatkan Allah Ta'ala kepada ku. Kepada ku diberikan dua macam perbendaharaan, iaitu merah dan putih. Aku memohon kepada Tuhan untuk membantu ummat ku, agar mereka tidak dibinasakan dengan musim susah yang panjang, dan agar mereka tidak dijajah oleh kekuasaan asing selain oleh mereka sendiri, sehingga kekuasaan mereka menjadi hancur luluh. Tuhan ku berfirman, "Ya, Muhammad! Apabila Aku telah memutuskan suatu putusan, maka putusanKu tidak dapat diubah lagi. Aku memperkenankan doa mu untuk umat mu, bahawa mereka tidak akan binasa dengan musim susah yang panjang. Dan bahawa Aku tidak akan menjajahkan kepada mereka suatu kekuatan musuh selain diri mereka sehingga kekuatan mereka hancur luluh, sekalipun musuh-musuh mereka bersatu mengelilingi, kecuali bila sebahagian mereka membinasakan yang sebahagian dan mereka saling tawan-menawan."


“ …bahawa mereka tidak akan binasa dengan musim susah yang panjang …” Iaitu ummat Islam tidak akan dibinasakan oleh kesusahan yang berpanjangan. Ummat Islam akan binasa bila takut susah.

“…. Aku tidak akan menjajahkan kepada mereka suatu kekuatan musuh …” Iaitu kekuatan musuh tidak akan dapat mengalakan kekuatan Islam …….

“….kecuali bila sebahagian mereka membinasakan yang sebahagian dan mereka saling tawan-menawan….” Iaitu kecuali ada kalangan ummat Islam sendiri yang menyertai barisn musuh menyerang ummat Islam.

“…Aku memohon kepada Tuhan untuk membantu ummat ku,…” Iaitu bantuan Allah swt sentiasa berada di pihak Islam; ditarik balik apabila ada saf2 Islam membelot dan menyertai barisan2 musuh Islam.

(Aali'Imran. Ayat 026) بِيَدِكَ الْخَيْرُإِ
Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. (Iaitu dalam kekuasaan makhluk adanya segala kejahatan)

Ini akhir zaman. Ummat Islam telah menyerahkan kuasa Allah kepada makhluk. Apabila diserahkan kuasa kepada yang tidak mempunyai kuasa / tidak amanah, tunggulah akan kehancurannya.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1746
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah saw. bersabda: "Kalau amanah tidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah saat kehancuran."
Ia bertanya: Bagaimana orang tidak memegang teguh amanah itu, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Kalau sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran."

Hak Allah. Hak Pembesar & Rakyat.


Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 1811
Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda:
Sepeninggal ku nanti akan ada pembesar2 negara yang mementingkan diri sendiri dan bertindak dengan tindakan2 / kebijaksanaan yang tidak kamu sukai (mengenai kekayaan negara).
Tanya para sahabat: Bagaimana petunjuk Tuan kepada kami bila kami bersua dengan pembesar-pembesar seperti itu?
Jawab beliau, Penuhi kewajipan mu dan mohonlah hak mu kepada Allah Ta'ala.
---------------------------------------

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2442
Dari 'Iyadh bin Himar Al Mujasyi'iy r.a. katanya: "Pada suatu hari Rasulullah saw. bersabda dalam khutbah sebagai berikut:
"Ketahuilah! Sesungguhnya Tuhan ku memerintahkan kepada ku supaya mengajarkan kepada kamu sekalian apa2 yang belum kamu ketahui. Iaitu pengajaran yang diajarkan Allah kepada ku hari ini. Firman Allah:
Setiap harta yang Aku (Allah) berikan kepada seseorang hamba adalah halal. Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba2Ku semuanya berada dalam agama yang lurus. Tetapi mereka kemudian didatangi oleh syaitan2 lalu syaitan membelokkan mereka dari agama mereka dan mengharamkan apa2 yang telah Ku halalkan bagi mereka, dan menyuruh mereka supaya mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apa-apa. Sesungguhnya Allah mengawasi penduduk bumi dengan kemarahan, baik bangsa Arab maupun bangsa Ajam, kecuali sisa2 Ahli Kitab.

Firman Allah Ta'ala:
Sesungguhnya Aku mengutus engkau untuk mengujimu dan menguji orang lain dengan engkau. Aku turunkan kepada mu Kitab yang tidak hilang kena air, yang dapat engkau baca di waktu tidur dan bangun. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada ku supaya membangkitkan kemarahan orang-orang Quraisy.
Jawab ku, "Ya, Tuhan ku! Nanti mereka pecah kepala ku dan mereka tinggalkan seperti (pecahan) roti."

Firman Allah:
Usir mereka seperti mereka mengusirmu. Perangi mereka, nanti Kami bantu kamu memerangi mereka. Keluarkan segala dana, nanti Kami beri dana engkau. Kirim pasukan tentera, nanti Kami kirim pula tentera membantumu lima kali lipat. Perangilah olehmu bersama2 orang yang taat kepada mu, mereka yang durhaka kepada mu.

Firman Allah Ta'ala: Penduduk syurga ada tiga macam:
(1) Penguasa yang adil, pemurah, dan bertindak sesuai dengan hukum.
(2) Orang yang berhati pengasih dan berhati lembut terhadap karib kerabat dan kaum muslimin.
(3) Orang daif yang tidak terkendalikan otaknya, mereka di samping kamu hanyalah ikut-ikutan, mereka tidak mahu berkeluarga dan tidak menghendaki kekayaan.
Penduduk neraka ada lima macam:
(1) Orang daif yang tidak mempergunakan otaknya, mereka hanya menjadi pengikut, tidak berusaha mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
(2) Pengkhianat yang tidak tahu malu, sampai hal-hal kecil dikhianatinya juga.
(3) Orang yang pagi petang berusaha hendak menipumu, tentang keluargamu, dan harta mu,
(4) Orang bakhil atau pendusta.
(5) Orang yang bermulut kotor (orang yang berperangai buruk dan suka mengumpat maki nista).

Saturday, August 26, 2017

Islam Itu Gharib Pada Awalnya, Dan Gharib Pulalah Pada Akhirnya.

Di Sisi Allah swt Dan RasulNya.
Sebagaimana DijadikanNya Hujan Untuk Bumi.
Begitulah DijadikanNya Agama Untuk Hati Manusia.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0063.

Dari Abu Musa r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang Allah mengutus aku untuk menyampaikannya, seperti hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur, menghisap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras, tidak menghisap air sehingga tergenang, maka Allah memberi manfaat dengan dia kepada manusia. Mereka dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk bercocok tanam. Dan ada pula hujan yang jatuh kebahagian lain, iaitu di atas tanah yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang mahu memanfaatkan apa yang aku disuruh Allah menyampaikannya, dipelajarinya dan diajarkannya. Dan begitu pula perumpamaan orang yang tidak mahu memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah, yang aku diutus untuk menyampaikannya."


Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 1115.

Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Tidak ada yang ku ingat mengenai kedua orang tua ku, melainkan mereka telah memeluk agama (Islam). Dan tidak ada hari yang berlalu bagi kami, melainkan setiap hari itu Rasulullah saw. datang ke rumah kami pada kedua tepi siang, pagi dan petang.
Ketika kaum muslimin ditimpa musibah, Abu Bakar ikut hijrah ke Habsyah. Sesampainya di Birkal Ghimad, ia berpapasan dengan Ibnu Daghinah, seorang penghulu kampung.
Katanya, "Hendak ke mana engkau, hai, Abu Bakar?"
Jawab Abu Bakar, "Aku diusir oleh kaum ku. Kerana itu aku hendak mengembara di bumi ini untuk menyembah Tuhan ku."
Kata Ibnu Daghinah, "Sesungguhnya orang seperti engkau ini tidak boleh pergi dan tidak boleh diusir. Kerana engkau mengusahakan yang tidak ada, menghubungkan kasih sayang (silatur rahim), membantu orang yang sengsara, memuliakan tetamu dan menolong orang yang ditimpa bahaya dalam menegakkan kebenaran. Dan aku adalah tetanggamu. Kembalilah! Dan tetaplah menyembah Tuhan mu di negerimu."
Ibnu Daghinah berjalan bersama-sama dengan Abu Bakar. Lalu ditemuinya pemuka-pemuka kaum Quraisy. Katanya kepada mereka,"Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak boleh diusir. Mengapa kalian usir dia? Padahal dia mengusahakan yang tidak ada, menghubungkan kasih sayang, membantu orang yang sengsara, memuliakan tetamu dan menolong orang yang ditimpa bencana dalam menegakkan kebenaran."
Sesudah itu orang Quraisy membiarkan tetangga Ibnu Daghinah dan memberi keamanan bagi Abu Bakar. Kata mereka kepada Ibnu Daghinah, "Suruhlah Abu Bakar supaya ia menyembah Tuhannya di rumahnya, ia boleh solat dan membaca apa yang dikehendakinya (di sana), tetapi sekali-kali janganlah menyakiti hati kami dengan perbuatannya, dan jangan pula ia pamer dengannya. Sesungguhnya kami khuatir anak-anak dan para wanita kami akan terpengaruh.”

Ibnu Daghinah menyampaikan pesan mereka itu kepada Abu Bakar. Maka semenjak itu, Abu Bakar sentiasa menyembah Tuhannya di rumahnya saja, tidak kelihatan terang-terangan solat dan membaca (Quran) di luar rumahnya.
Kemudian timbul fikiran bagi Abu Bakar. Maka dibuatnya masjid (musalla, atau surau) di halaman rumahnya. Ia solat dan membaca dengan leluasa di masjidnya itu. Para wanita dan anak-anak orang musyrik beramai-ramai mengunjunginya dan mereka hairan melihatnya, kerana Abu Bakar seorang yang mudah menangis. Dia tidak dapat menahan air matanya kalau dia membaca Quran. Keadaan seperti itu sangat mengejutkan pemuka musyrikin Quraisy.
Lalu mereka panggil Ibnu Daghinah. Ibnu Daghinah datang menemui mereka. Kata mereka, "Kami membolehkan Abu Bakar menyembah Tuhannya, hanya di rumahnya. Kini dia telah melampaui batas. Dibuatnya masjid di halaman rumahnya, kemudian dengan leluasa dia berterang-terangan solat dan membaca. Kami khuatir anak-anak dan para wanita kami akan terpengaruh. Kerana itu pergilah kamu kepadanya. Jika dia mahu menyembah Tuhannya di rumahnya saja, dia boleh melakukannya. Jika dia tidak mhau, bahkan dia akan melakukannya secara terus terang dan leluasa, mintalah kepadanya supaya ia mengembalikan jaminan perlindungan darimu. Kami sendiri tidak suka merosakkan perjanjian denganmu. Kami tidak menyetujui Abu Bakar bersikap leluasa dan terus terang seperti itu."
Kata 'Aisyah, Ibnu Daghinah datang kepada Abu Bakar, lalu ia berkata: "Engkau memaklumi apa yang ku janjikan kepada engkau. Dapatkah engkau menepati janji itu, ataukah engkau akan mengembalikan janji perlindungan dari ku tidak ingin mendengarkan orang Arab mengatakan, bahawa aku merosak janji yang telah ku janjikan kepada seseorang."
Kata Abu Bakar, "Aku kembalikan kepada mu janji setetangga denganmu. Dan aku lebih suka setetangga dengan Allah."
Waktu itu Rasulullah saw. sedang berada di Mekah. Beliau bersabda, "Sesungguhnya telah diperlihatkan (Allah) kepada ku tempat hijrahmu. Aku lihat pada pasir ditumbuhi pohon kurma di antara dua bukit, yakni dua tempat yang berbatu-batu."
Tidak lama kemudian, maka hijrahlah orang ke Madinah. Yaitu sesudah Rasulullah saw. mengatakan demikian itu. Dan hijrah pula ke Madinah orang-orang yang tadinya telah hijrah ke Habsyah.
Abu Bakar pun bersiap-siap pula hendak hijrah. Tetapi Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Perlahan-lahan! Sesungguhnya aku mengharap pula keizinan bagi ku sendiri."
Kata Abu Bakar, "Apakah Tuan sedang mengharapkan yang demikian itu? Ku tebus engkau dengan Bapa ku."
Jawab beliau, "Ya!"
Abu Bakar menunggu Rasulullah saw. untuk menemani beliau. Sementara itu diberinya makan dua ekor kenderaan miliknya sendiri dengan daun samar selama empat bulan."

Monday, August 21, 2017

Apabila Datang Pertolongan Allah: Penaklukan Semula Mekah.

Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1751.

Dari 'Abdullah bin Rabah, dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Suatu perutusan (delegasi) datang kepada Mu'awiyah di bulan Ramadhan. Maka kerana itu sebahagian kami sibuk membuat makanan untuk yang lain-lain. Di antaranya terdapat Abu Hurairah yang sering mengajak kami ke tempatnya. Aku berkata, Tidak seyogyanyakah ku buat makanan, lalu ku undang mereka makan ke rumah ku? Lalu ku suruh buatkan makanan.
Kemudian ku temui Abu Hurairah untuk mengundangnya makan malam. Kata ku, "Sekarang makan malam di rumahku."
Jawab Abu Hurairah, "Engkau mendahului ku?"
Jawab ku, "Ya, aku mengundang mereka juga."
Kata Abu Hurairah, "Sukakah kalian ku ceritakan kepada kalian suatu peristiwa mengenai diri kalian sendiri, hai kaum Ansar?"
Lalu diceritakannya peristiwa sekitar penaklukan Mekah.
Katanya, "Rasulullah saw. berangkat hingga sampai di Mekah. Beliau mengangkat Zubair mengepalai satu di antara dua sayap, dan mengangkat Khalid mengepalai sayap yang lain, dan mengangkat Abu 'Ubaidah mengepalai pasukan tanpa baju besi. Mereka masuk ke dalam lembah, sedangkan Rasulullah saw. dalam suatu regu.
Kata Abu Hurairah, "Beliau langsung memperhatikan situasi medan. Beliau terlihat kepada ku.
Kata beliau, "Kamu, hai Abu Hurairah!"
Jawab ku, "Ya, hamba, ya Rasulullah!"
Sabda beliau, "Jangan dibolehkan mendekat kepada ku selain orang-orang Ansar, kecuali Syaiban. Suruh orang-orang Ansar berkumpul ke dekat ku!"
Mereka segera berkumpul sekeliling beliau. Sedangkan orang-orang Quraisy telah menyusun barisan mereka pula dalam beberapa pasukan.
Kata orang-orang Quraisy, "Biarkan mereka mendahului kita; jika mereka beruntung, kita sama-sama dengan mereka, dan jika mereka dapat bahaya, kita berikan kepada mereka apa yang dimintanya."
Sabda Rasulullah saw., "Kalian lihatkah pasukan Quraisy dan pengikut-pengikut mereka?” Kemudian beliau memberi isyarat dengan kedua tangannya, yang satu di atas yang lain, (maksudnya supaya waspada dan saling melindungi). Kemudian beliau berkata pula, "Sampai berjumpa di Safa."
Kata Abu Hurairah, "Kami terus berjalan. Tidak seorang pun di antara kami yang membunuh kecuali jika orang Quraisy itu membunuh. Ternyata tidak ada satu pun perlawanan ditujukan kepada kami.
Kemudian Abu Sufyan datang menghadap Rasulullah saw. Dia mengatakan, "Ya, Rasulullah! Jikalau orang-orang Quraisy dibunuhi, maka tidak akan ada lagi orang-orang Quraisy sesudah ini. (ertinya orang-orang Quraisy menyerah kalah tanpa pertumpahan darah).
Maka bersabda Rasulullah saw., "Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman." Mendengar sabda Rasulullah seperti itu, maka orang-orang Ansar berkata sesama mereka, "Agaknya Rasulullah saw. telah rindu kepada kampung halamannya, sehingga timbul rasa kasih sayangnya berkeluarga."
Kata Abu Hamid, "Ketika itu wahyu turun. Kami tahu kalau wahyu sedang turun. Kalau wahyu sedang turun, tidak seorang pun yang berani memandang Rasulullah saw. sampai wahyu selesai turun.”
Setelah selesai, Rasulullah saw. bersabda, "Hai, kaum Ansar!"
Jawab mereka, " Kami, ya Rasulullah!"
Tanya beliau, "Kaliankah yang berkata bahawa aku telah rindu kampung halaman?"
Jawab mereka, "Betul, ya Rasulullah!"
Sabda beliau, "Tidak! Sekali-kali tidak! Aku adalah hamba Allah dan RasulNya. Aku telah hijrah kepada Allah dan kepada kalian semua. Hidup dan mati ku bersama-sama dengan kalian."
Mendengar ucapan beliau seperti itu, mereka datang menghampiri sambil menangis dan berkata, "Ya, Rasulullah! Kami berkata demikian itu sesungguhnya, kerana cinta kepada Allah dan Rasul-Nya."
Jawab Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya membenarkan pengakuan kalian dan memaafkannya."
Kata Abu Hurairah, "Maka datanglah orang ramai (penduduk Mekah) ke rumah Abu Sufyan. dan mereka tutup pintu rumah mereka. Sedang Rasulullah saw. terus menuju Hajarul Aswad, lalu beliau cium batu, kemudian beliau tawaf mengelilingi Kaabah. Kemudian beliau datangi berhala-berhala sembahan orang-orang Quraisy yang terletak di sekitar Kaabah, lalu beliau tusuk matanya dengan busur panah yang ada di tangan beliau, sambil berkata, "Telah datang kebenaran, maka lenyaplah kebatilan."
Setelah selesai tawaf, beliau datang ke bukit Safa lalu naik ke puncaknya. Sampai di atas beliau memandang ke Kaabah, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, lalu dia memuji Allah dan mendoa apa yang hendak didoakannya."

Friday, August 18, 2017

Tahajjud: Doa Kekuatan Keruhanian.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0581.

Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: Apabila Rasulullah saw. bangun tengah malam hendak solat tahajjud, beliau membaca:

Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati wal ardhi waman fiihinna,
Walakal hamdu mulkus samaawaati wal ardhi waman fiihinna,
Walakal hamdu nurus samaawati wal ardhi,
Walakal hamdu antal haqqu wa wa'dukal haqqun,
wa liqaauka haqqun,
wa qawluka haqqun,
wal jannatu haqqun,
wan naaru haqqun,
wan nabiyyuna haqqun,
wa Muhammadun shallallaahu 'alaihi wa sallama haqqun,
was saa'atu haqqun.

Allhumma laka aslamtu,
wa bika aamantu,
wa 'alaika tawakkaltu,
wa ilaika anabtu,
wa bika khaashamtu,
wa ifaika haa kamtu.
Faghfirli maa qaddamtu,
wa maa akhkhartu,
wa maa asrartu,
wa maa a'lantu,
antal muqaddimu wa antal muakh-khiru,
laa ilaaha illaa anta (atau: laa ilaaha ghairuka),
wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

(Wahai, Allah! UntukMulah segala puji. Engkau penanggung langit dan bumi beserta isinya. Untuk-Mulah segala puji. Penguasa langit dan bumi dan segala isinya. UntukMulah segala puji Cahaya langit dan bumi. Untuk-Mulah segala puji. Engkau Maha Benar, janji-Mu maha benar, menemui Engkau (di akhirat) maha benar, firman-Mu maha benar, syurga maha benar, neraka maha benar, para Nabi maha benar, dan Muhammad; shallallaahu 'alaihi wasallam maha benar, dan hari kiamat maha benar. Wahai, Allah! Saya pasrah kepadaMu, dan dengan Engkau aku beriman, kepada Engkau aku menyerah, dan kepada Engkau aku kembali, dan kerana (mempertahankan agama) Engkau aku bermusuhan, dan kepada Engkau aku meminta hukum. kerana itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu dan yang terakhir, ampunilah apa yang ku rahsiakan mahupun yang ku nyatakan. Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengemudiankan; tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau, dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan di tangan Engkau).

Saturday, August 12, 2017

Sudahlah Buta; Mencari2 Pula Kesalahan Orang.



At Tawbah (9:118) لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّـهِ إِلَّا إِلَيْهِ

Tidak ada tempat lari dari Allah, melainkan kepadaNya sahaja.
There is no refuge from Allah save toward Him.

Al Baqara (2:156) إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada Allah kami kembali.
Verily to Allah we belong, and verily to Him is our return.

Tak kan persiapan kita untuk sa'at kembali kepadaNya itu hanya dengan mencaci dan mencari2 kesalahan orang?
Tak kan kita redho membariskan diri kita satu saf dengan pencaci dan pengintip kesalahan orang?

Sedangkan: guruh dan malaikat bertasbih memujiNya, kerana takut kepadaNya. (13:13)
Sedangkan: langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, (17:44)
Bagaimana munkin makhluk jenis manusia yang tidak sedebu pon berbanding guruh, langit dan bumi tergamak menghabiskan masanya dengan mencaci dan mencari2 kesalahan orang?
Tidak cukup dengan itu, mereka mengajak2 pula orang lain bersama2 mereka.

Walau apapon kabatilan dan fasad yang ditimbulkan, yang dikerjakan, yang dipalitkan kepada orang lain, akhirnya kebenaran juga yang akan dimenangkan Allah swt, yang akan menguasai seluruh kewujudan.
Al Isro (17:81) وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Say, 'Truth has come and falsehood has been banished; it is doomed to banishment.'
And say thou: the truth is come, and falsehood hath vanished; verily falsehood is bound to vanish.

Sungguh telah dibutakan oleh syaitan dan Dajjal mata si pencari kesalahan2 dan si pencaci2 ini.
Al Haj (22:46) فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
Maka sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Verily it is not the eyes that are blinded but blinded are the hearts that are in the breasts.

Al Isro (17:72) وَمَن كَانَ فِي هَـٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
And whoever is blind [of heart] in this [world] will be blind in the life to come [as well], and still farther astray from the path [of truth]. Those who are blind in this life will also be blind in the life to come and in terrible error.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1998
Dan Anas r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda: Setiap Allah mengutus seorang Nabi. Dia memperingatkan kepada kaumnya tentang orang bermata sebelah yang amat pembohong (dajjal). Sesungguhnya dajjal itu bermata sebelah, sedang Tuhan kamu bukan bermata sebelah. Tertulis antara dua mata dajjal itu perkataan "kafir".

Wednesday, August 9, 2017

Dajjal Dikenalpasti Cara Ahlullah Mengenalpasti.


Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. # 0922.


Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Rasulullah saw. menceritakan kepada kami suatu cerita yang panjang perihal Dajjal. Di antaranya beliau bersabda: "Dajjal bakal datang, sedangkan ia dilarang memasuki jalan-jalan di kota Madinah; kerana itu ia turun di tanah kering dekat kota Madinah.
Pada suatu hari datang kepadanya seorang laki-laki yang paling baik dari golongan manusia. Kata orang itu kepada Dajjal, "Aku tahu bahawa engkau adalah Dajjal yang oleh Rasulullah saw. perihalmu pernah diceritakan beliau kepada kami."
Kata Dajjal, "Bagaimana pendapatmu jika aku bunuh (dia) ini, kemudian ku hidupkan kembali, ragukah kamu tentang kesanggupanku itu?" Jawab mereka, "Tidak!"
Lalu dibunuhnya, kemudian dihidupkannya kembali. Ketika ia menghidupkan itu, laki-laki tadi berkata, "Demi Allah! Belum pernah aku menyaksikan pemandangan yang lebih hebat dari apa yang ku saksikan hari ini."
Maka kata Dajjal, "Aku sanggup membunuhnya, tetapi aku tidak sanggup menguasainya."


Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. # 1890.


Dari Abu Sa'id r.a. katanya: Rasulullah saw. pada suatu hari bercerita kepada kami suatu cerita yang panjang berkenaan dengan dajjal. Dalam cerita itu beliau menyebutkan: "Nanti dajjal itu datang, sedang dia tidak dibolehkan masuk pusat kota Madinah. Lalu dia bertempat pada suatu tanah kosong dekat Madinah.
Maka datanglah kepadanya di hari itu seorang laki-laki yang amat baik dan mengatakan (kepada Dajjal itu): "Saya mengakui, bahawa engkau ini dajjal yang telah diberitakan kepada kami oleh Rasulullah saw."
Dajjal itu berkata: "Bagaimana pendapat kamu, kalau sekiranya orang ini saya bunuh, kemudian saya hidupkan kembali, apakah kamu masih ragu dalam hal ini?" Mereka menjawab: ''Tidak!''
Lalu orang itu dibunuhnya dan dihidupkannya kembali. Laki-laki tadi berkata: "Demi Allah! Pada hari ini saya lebih mengerti tentang engkau (sebenarnya dajjal)."
Lalu Dajjal itu hendak membunuh laki-laki tadi, tetapi dia tidak sanggup lagi melakukannya.


Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2481.

Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a. katanya: "Rasulullah saw. menceritakan kepada kami suatu cerita yang panjang mengenai Dajjal. Antara lain beliau menceritakan Dajjal itu datang. Dia terlarang masuk ke Madinah. Kerana itu dia berhenti di sebuah kebun di pinggir kota.
Pada hari itu datang kepadanya seorang lelaki elok. Kata lelaki itu, "Aku memastikan bahawa engkau adalah Dajjal yang diceritakan Rasulullah saw. kepada kami."
Kata Dajjal kepada para pengikutnya, "Bagaimana pendapat kalian, jika ku bunuh orang ini, aku mampu menghidupkannya kembali. Ragukah kalian akan hal itu?" Jawab mereka, "Tidak!"
Maka dibunuhnya orang itu, kemudian dihidupkannya kembali. Setelah hidup kembali lelaki itu berkata kepada Dajjal, "Demi Allah! Sekarang aku tambah yakin engkau sesungguhnya Dajjal."
Dajjal hendak membunuhnya kembali, tetapi dia tidak sanggup lagi melakukannya.
Kata Abu Ishaq, "Lelaki itu ialah Nabi Khidhir 'alaihissalam."

Monday, August 7, 2017

Hanya Yang Besar Dengan Kebesaran Allah Mampu Bersyukur.



Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2496.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bercerita: "Ada tiga orang Bani Israil penderita cacat, masing-masing penderita kusta, berkepala botak, dan buta. Allah Ta'ala bermaksud hendak menguji mereka. Lalu Allah mengirim seorang malaikat kepada mereka.
Mula-mula didatanginya penderita kusta seraya berkata kepadanya. "Apakah yang paling engkau sukai?" Jawabnya, "Warna dan kulit yang bagus, serta kesembuhan dari penyakit yang menyebabkan orang merasa jijik kepada ku." Maka diusapnya orang itu, lalu sembuh penyakitnya. Kemudian diberinya dia warna dan kulit yang bagus. Kata malaikat, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Jawab orang itu, "Unta!" Lalu diberinya unta bunting yang hampir beranak. Malaikat mendoakannya, "Semoga Allah memberi berkat bagi mu dengan pemberian ini."
Sesudah itu malaikat mendatangi orang berkepala botak. Katanya, "Apa yang paling engkau sukai?" Jawab orang itu, "Rambut indah dan hilangnya 'aib yang menyebabkan orang benci kepada ku." Maka diusapnya orang itu, lalu hilanglah 'aib dirinya. Kemudian diberinya pula rambut yang indah. Tanya malaikat, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Jawab orang itu,"Sapi!" Maka diberinya orang itu sapi bunting seraya berkata, "Semoga Allah memberkati kamu dengan pemberian ini."
Kemudian malaikat mendatangi orang buta seraya berkata, "Apakah yang paling engkau sukai?" Jawab orang buta, "Semoga Allah mengembalikan penglihatan ku supaya aku dapat melihat orang banyak." Maka diusapnya orang buta itu, lalu dia dapat melihat. Kata malaikat, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Jawab orang buta, "Kambing." Lalu diberinya orang itu kambing serta anaknya.
Maka berkembang biaklah ternak-ternak pemberian malaikat itu. Unta menjadi satu lembah penuh, sapi menjadi satu lembah penuh, dan kambing penuh satu lembah.
Beberapa waktu kemudian, malaikat mendatangi si penderita kusta, dengan rupa dan keadaan seperti dia dahulu. Kata malaikat, "Aku seorang miskin. Dan aku kehabisan perbekalan dalam perjalanan ku yang masih jauh. Sekarang tidak ada yang dapat menyampaikan ku ke tujuan melainkan hanya pertolongan Allah melalui pertolongan Tuan. Kerana itu ku mohon kepada Tuan dengan nama Allah yang telah memberi Tuan warna dan kulit yang bagus serta ternak unta. Sudilah Tuan memberi ku sekadar perbekalan untuk sampai ke tujuan ku." Jawab orang itu, "Aku banyak tanggungan." Kata malaikat, "Aku seolah-olah masih ingat kepada mu. Bukankah engkau si Penderita Kusta yang dijijiki orang dahulu? Tadinya engkau miskin, lalu diberi Allah rezeki." Jawab orang itu, "Harta ini ku warisi dari nenek moyangku orang terhormat." Kata malaikat, "Jika engkau dusta, maka Allah mengembalikan mu kepada keadaan mu semula."
Kemudian didatanginya pula orang botak dengan rupa seperti rupanya dahulu seraya berkata kepadanya seperti yang dikatakan malaikat kepada penderita kusta. Orang ini menolak permintaan malaikat seperti halnya penderita kusta. Kata malaikat, "Jika engkau dusta, Allah mengembalikan mu kepada keadaan mu semula."
Kemudian didatanginya pula orang buta dengan rupa dan keadaan seperti orang itu dahulu. Kata malaikat, "Aku miskin dan aku Ibnu Sabil. Aku kehabisan perbekalan dalam perjalanan. Tidak ada yang dapat menolong menyampaikan ke tujuan, melainkan hanya Allah, kemudian Tuan. Maka ku mohon pada Tuan atas nama Allah yang telah mengembalikan penglihatan Tuan, semoga Tuan sudi memberikan seekor kambing supaya aku sampai ke tujuanku." Jawab orang buta, "Dahulu aku buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku dan diberi-Nya aku ternak ini. Ambillah seberapa engkau perlukan dan tinggalkan sisanya menurut kehendak mu. Demi Allah aku tidak keberatan sedikit jua pun terhadap apa yang Tuan ambil kerana Allah."
Jawab malaikat. "Tidak! Tahanlah harta Tuan. Sesungguhnya aku hanya menguji Tuan. Tuan sungguh diridhai Allah, sedangkan kedua sahahat Tuan dimurkai Allah."

Dajjal Besar Dengan Kebesarannya? Ada Lagi Hamba-Hamba Allah Yang Besar Dengan Kebesaran Allah.


Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2482.
Dari Anas bin Malik r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak sebuah jua pun negeri, melainkan semua dipijak oleh Dajjal. Kecuali Mekah dan Madinah. Semua jalan yang menuju ke sana, dijaga Malaikat dengan berbaris. Maka berhentilah Dajjal di sebuah kebun (di pinggir kota Madinah). Madinah bergoyang (gempa) tiga kali. Orang-orang kafir dan orang-orang munafik keluar semuanya dari kota Madinah menemui Dajjal."

Tidak sebuah jua pun negeri, melainkan semua dipijak oleh Dajjal.
Iaitu Dajjal cabut kedaulatan Allah dari semua negeri . Perlembagaan Allah Dajjal ganti dengan piagamnya. Undang2 Allah tidak lagi berdaulat di muka bumi kecuali dengan kebenaran Dajjal.
Madinah bergoyang (gempa) tiga kali. Orang-orang kafir dan orang-orang munafik keluar semuanya dari kota Madinah menemui Dajjal.
Iaitu Madinah bergegar. Bergegar dengan kemunculan Mahdi. Menegakkan kedaulatan Allah.
Dajjal tidak dapat memasuki Madinah. Dia hantar masuk sekutu2nya. Sekutu2 yang mengajarkan konon Allah swt itu berjasad; bertempat; naik turun seperti makhluk. Menyebarkan kekeliruan dan meratakan kerusakan dalam beragama. Hampir semua ummat Muhammad saw tidak kenal sekutu2 dan balaci2 ini.
Orang-orang kafir dan orang-orang munafik keluar semuanya dari kota Madinah menemui Dajjal.
Iaitu, kemunculan Mahdi mendirikan kedaulatan dan kesucian Allah swt menyebabkan Madinah memuntahkan kotoran2 dan pencemaran2 Dajjal kembali kepada tuannya; Dajjal.
Pembersihan selanjutnya dilakukan di luar Madinah. Oleh Isa Ibn Maryam a.s. dan Mahdi dan tenteranya.

---------------------------------

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2014.
Dari Mughirah bin Syubah r.a. katanya: "Tidak ada orang bertanya kepada Rasulullah saw. perihal dajjal yang lebih banyak dari pertanyaanku." Kerana itu Rasulullah saw. bersabda kepada ku, "Hai, anakku! Engkau tak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu!'.' Kataku, "Orang-orang mengatakan bahawa Dajjal itu mempunyai sungai yang mengalir dan bukit roti." Sabda beliau. "ltu sangat mudah bagi Allah Taala menciptakannya."

Seolah2 Rasulullah saw bersabda: Hai anak. Dajjal itu makhluk. Seperti kamu juga. Apa pon kejahatannya, ia hanya berkesan kepada orang yang terkesan oleh kebesaran2 makhluk. Jika terpesona dengan kebesaran makhluk,terlepaslah dari keterpesonaan kepada Allah. Takutilah Allah jika hendak menta'ati makhluk. Jangan takut kepada makhluk jika hendak menta’ati Allah. Jangan risaukan atau takuti kebesaran makhluk jenis Dajjal ini. Apa pon Dajjal mampu buat, kemampuan Allah swt lagi besar. Maha besar.

Friday, July 28, 2017

Kemahiran Dajjal.

Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1499.
Dari Abdullah r.a., katanya: Pada suatu hari Nabi s.a.w menceritakan di tengah-tengah orang banyak tentang Al Masih Dajjal. Beliau bersabda: "Tuhan itu tiada buta sebelah. Ketahuilah Al Masih Dajjal itulah yang buta matanya sebelah kanan seolah-olah matanya itu anggur yang terulur ke luar. Pada suatu malam, waktu saya tidur dekat Kaabah saya bermimpi. Ketika itu saya lihat ada seorang laki-laki kemerah-merahan warna kulitnya, amat bagus sekali, rambutnya terurai antara bidang bahunya, tersisir baik, kepalanya menitikkan air, licin berkilat, diletakkannya tangannya di atas bahu dua orang laki-laki dan ia tawaf di Baitullah (Kaabah). Saya bertanya: "Siapakah ini?" Mereka menjawab: Inilah Al Masaih anak Maryam". Kemudian saya melihat seorang laki-laki di belakang orang itu, keriting lagi pendek rambutnya, buta matanya sebelah kanan, serupa dengan orang yang saya lihat dari Ibnu Qathan, diletakkannya kedua tangannya di atas bahu seorang laki-laki juga tawaf di Baitullah. Saya bertanya: "Siapakah ini?" Mereka menjawab: "Al Masih Dajjal!"
----------------------------------------
Kerana Dajjal menujukkan yang ia ada kuasa menyerupai kuasa Tuhan, umpamanya menghidupkan yang mati atau membahagi2 rezeki, maka Rasulullah saw menafiakan persepsi ini dengan menyatakan … "Tuhan itu tiada buta sebelah. Ketahuilah Al Masih Dajjal itulah yang buta matanya sebelah kanan seolah-olah matanya itu anggur yang terulur ke luar.” Maksud buta mata sebelah: Dajjal (dan pengikut2nya) tidak mempunyai pandangan mata batin, iaitu mata hatinya buta, iaitu tidak mempunyai mata batin, iaitu tidak percaya kepada yang ghaib, tidak percaya adanya akhirat. Apa yang dibuatnya semata2 untuk kemanfaatan duniawi.

Mimpi Dajjal bertawaf di belakang Nabi Isa a.s. … maksudnya
Dajjal (dan para pengikutnya) kelihatannya beribadah seperti Nabi Isa a.s. (atau nabi2 lain) beribadah.
Tidak. Isa a.s. beribadah mengEsakan Allah swt. Dajjal dan pengikut2nya “beribadah” mensyirikkan Allah swt. … mendua mentigakan Tuhan.

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2478.
Dari Hudzaifah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Aku lebih tahu tentang Dajjal daripada Dajjal itu sendiri. Dia mempunyai dua sungai yang mengalir. Yang satu kelihatan oleh mata mengalirkan air putih bersih, sedang yang satu lagi kelihatan bagaikan api bergejolak yang sedang mengalir. Siapa yang menemukannya, hendaklah didatanginya sungai yang kelihatan seperti api menyala, lalu pejamkan mata, tundukkan kepala dan minumlah airnya. Maka sesungguhnya itulah air sejuk.
Dajjal matanya tertutup oleh selapis daging tebal. Antara kedua matanya terdapat tulisan 'kafir', yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik yang tahu tulis baca atau tidak.
------------------------------------
Dajjal mempunyai fakulti berkemampuan memanipulasi persepsi manusia (mangsanya). Iaitu Dajjal (dan makhluk2 yang hatinya menyerupai hati Dajjal) ini adalah pembohong, dan penipu besar.
Dajjal memanipulasi kehidupan dunia begitu rupa sehingga apapa2 yang akibatnya adalah kesengsaraan kehidupan akhirat, tampak baik lagi membahagiakan. Apa2 cara hidup yang akibatnya adalah kebahagian akhirat, tampak sebagai sesuatu yang sangat menyusahkan.
Sememangnya dunia hari ini dalam cengkaman persepsi yang termanipulasi. Terlalu banyak yang salah nampak benar, yang benar nampak salah.
Dajjal itu pakar bagi mengketarakan yang benar itu sebagai batil, dan yang batil itu sebagai benar. “Dia mempunyai dua sungai yang mengalir. Yang satu kelihatan oleh mata mengalirkan air putih bersih, sedang yang satu lagi kelihatan bagaikan api bergejolak yang sedang mengalir. Siapa yang menemukannya, hendaklah didatanginya sungai yang kelihatan seperti api menyala, lalu pejamkan mata, tundukkan kepala dan minumlah airnya. Maka sesungguhnya itulah air sejuk.”

Saturday, July 22, 2017

Dajjal

Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2480.

Dari Nawas bin Sam'an r.a. katanya: "Pada suatu pagi Rasulullah saw. berbicara mengenai Dajjal. Kadang-kadang beliau merendahkan suara dan kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami merasa seolah-olah berada dalam kelompok lebah.
Petang hari kami mendatangi beliau. Beliau sudah tahu persoalan kami. Tanya beliau, "Apa khabar kalian?"
Jawab kami, "Ya, Rasulullah! Tadi pagi Tuan berbicara mengenai Dajjal. Kadang-kadang Tuan merendahkan suara dan kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami merasa seolah-olah berada dalam kelompok lebah."
Jawab Rasulullah saw., "Bukan Dajjal yang mengkhuatirkan ku terhadap kamu sekalian. Jika dia muncul, dan aku masih berada di antara kamu, tentu aku akan membelamu terhadapnya. Dan jika dia muncul, sedangkan aku sudah tidak berada di sampingmu, maka ummat manusia akan menjadi pembela atas dirinya sendiri, dan Allah Ta'ala pengganti ku menjadi pembela atas setiap orang muslim. Dajjal pemuda berambut keriting, matanya ceme (buta sebelah). Aku lebih condong mengatakannya serupa dengan Abdul 'Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kamu bertemu dengannya, bacakan kepadanya permulaan surat Kahfi. Dia akan muncul di suatu tempat sunyi antara Syam dan Iraq. Lalu dia merusak ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah! Kerana itu teguhkan pendirianmu!"
Tanya kami, "Ya, Rasulullah! Berapa lama dia tinggal di bumi?"
Jawab Rasulullah saw., "Empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan, dan selebihnya seperti hari-hari kamu sekarang."
Tanya kami, "Ya, Rasulullah! Ketika sehari seperti setahun, cukupkah kalau kami solat seperti solat kami sekarang?"
Jawab beliau, "Tidak! Tetapi hitunglah bagaimana patutnya."
Tanya kami, "Berapa kecepatannya (berjalan) di bumi?"
Jawab beliau, "Seperti hujan ditiup angin. Dia mendatangi suatu kaum, maka diajaknya kaum itu supaya iman kepadanya, lalu mereka iman dan mematuhi segala perintahnya. Diperintahkannya langit supaya hujan maka turunlah hujan. Diperintahkannya bumi supaya subur, maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan. Bila hari telah petang, ternak mereka pulang ke kandng dalam keadaan lebih gemuk dan dengan susu lebih besar kerana cukup makan. Kemudian didatanginya kaum yang lain dan diajaknya mereka supaya iman kepadanya. Tetapi mereka menolak ajakannya. Maka dia berlalu dari mereka. Besok pagi negeri mereka menjadi kering kontang dan kekayaan mereka habis sama sekali. Kemudian dia lalu di suatu negeri yang telah rosak binasa. Katanya, "Keluarkan perbendaharaanmu!" Maka keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan pergi mengikuti Dajjal seperti pemimpin lebah diikuti rakyatnya. Kemudian dipanggilnya seorang muda remaja lalu dipukulnya dengan pedang sehingga anak muda itu belah dua dan belahannya terlempar sejauh anak panah dipanahkan. Dajjal memanggil tubuh yang telah terbelah itu kembali. Dia datang seutuhnya dan dengan wajah berseri-seri sambil tertawa.
Sementara Dajjal asyik dengan perbuatan-perbuatannya yang merosak, Allah Ta'ala membangkitkan Isa Al Masih Ibnu Maryam. Dia diturunkan Allah dekat menara putih sebelah timur Damsyiq, memakai dua pakaian berwarna, berpegang pada sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepala hujan turun, dan apabila dia mengangkat kepala berjatuhan daripadanya biji-biji perak bagaikan mutiara. Orang kafir tidak diperkenankan mencium bau nafasnya. Siapa yang menciumnya dia terus mati. Bau nafasnya tercium sejauh mata memdang.
Maka dicarinya Dajjal bertemu olehnya di pintu gerbang kota Lud (sebuah kota dekat Baitul Maqdis), lalu dibunuhnya Dajjal. Kemudian didatanginya kaum yang dipelihara Allah dari kejahatan Dajjal. Maka diusapnya mereka dan dikhabarkannya kepada mereka kedudukannya di syurga.
Allah mewahyukan kepada 'Isa a.s., “Aku akan mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tak terkalahkan oleh siapa pun. Kerana itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku (yang saleh) ke bukit." Lalu Allah Ta'ala membangkitkan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka turun dari tempat yang tinggi. Gelombang pertama melalui telaga Thiber, lalu mereka minum habis air telaga tersebut. Kemudian lalu pula rombongan yang lain. Kata mereka, "Sesungguhnya dahulu di sini ada air."
Nabi 'Isa dan para sahabat beliau terkepung sehingga sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar bagi seorang kamu hari ini (kerana kekurangan makanan). Nabiyallah 'Isa dan para sahabat beliau mendoa semoga Allah Ta'ala menghancurkan Ya'juj dan Ma'juj. Maka dikirim Allah kepada mereka penyakit hidung seperti pada haiwan-haiwan sehingga mereka mati semuanya.
Kemudian Nabi 'Isa dan para sahabatnya turun ke bumi. Tetapi tidak sejengkal tanah pun didapatinya melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk. Nabiyallah 'Isa dan para sahabatnya mendoa semoga Allah sudi menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu. Maka dikirim Allah burung-burung sebesar unta lalu diangkatnya bangkai-bangkai tersebut dan dilemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah.
Kemudian diturunkan Allah hujan, sehingga walaupun rumah tanah liat dan rumah-rumah bulu dibersihkannya sehingga bumi kelihatan seperti kaca. Kemudian diperintahkan Allah kepada bumi, "Tumbuhkan tumbuh-tumbuhanmu dan kembalikan keberkatanmu!" Ketika itu sekelompok keluarga kenyang memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu seekor unta cukup untuk orang sekampung. Susu seekor sapi cukup untuk orang satu qabilah. Susu seekor biri-biri cukup untuk sekelompok keluarga dekat.
Ketika mereka sedang berada dalam keredhaan Tuhan yang demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin baik melalui ketiak mereka, maka tercabut ruh setiap orang mukmin dan orang muslim. Maka tinggal orang-orang jahat belaka, bercampur-baur seperti keldai. Maka ketika itu terjadilah kiamat."

Wednesday, July 19, 2017

Dajjal

Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. # 4077.
Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad, mewartakan kepada kami 'Abdur-Rahman bin Al-Muharibiy, dari Isma'il bin Rafi', yaitu Abu Rafi', dari Abu Zur'ah, Asy-Syaibaniy, yaitu Yahya bin Abu 'Amr, dari Abu Umamah Al-Bahiliy, dia berkata:

Rasulullah saw. berkhutbah kepada kami, sementara kebanyakan isi khutbahnya itu pemberitaan yang kami mewartakannya mengenai Dajjal, dan beliau memberi amaran agar waspada terhadap Dajjal.

Nabi bersabda: "Bahwasanya tidak terjadi fitnah di bumi semenjak Allah menciptakan anak cucu Nabi Adam yang lebih berat daripada fitnah Dajjal. Dan sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabi kecuali dia memberi amaran kepada umatnya berkenaan Dajjal. Dan saya adalah akhir para Nabi, sedangkan kamu sekalian adalah umat yang terakhir. Dan dia (yakni Dajjal) keluar di tengah-tengah kalian, tidak dapat tidak. Kalau dia keluar, sementara saya berada di tengah-tengah kalian, maka saya dapat membela setiap orang muslim. Tapi kalau dia keluar sepeninggalku, maka setiap orang kenalah bermati-matian membela dirinya masing-masing. Sedangkan Allah adalah Dzat yang mengurusi setiap orang muslim kerana saya. Dan sesungguhnya Dajjal itu keluar dari jalan antara Syam dan Iraq. Lalu dia membuat kerusakan sebelah kanan dan kiri (yakni: daerah yang dilaluinya).

Wahai hamba-hamba Allah, tetaplah kamu sekalian pada agama Islam. Sebab sesungguhnya saya itu akan menyebutkan kepada kalian sifat/identiti Dajjal yang tidak pernah disebutkannya oleh seorang nabi pun sebelumku. Sesungguhnya dia (Dajjal) mulai berkata: "Aku adalah seorang nabi dan tidak ada nabi setelah aku". Kemudian dia memuji, lalu berkata: "Aku adalah tuhanmu sekalian". Kamu sekalian tidak dapat melihat Tuhan kalian, sehingga (sebelum) kalian meninggal dunia. Sesungguhhya Dajjal itu matanya buta sebelah, sementara Tuhan kalian tidak buta sebelah matanya. Dan sesungguhnya Dajjal itu, di antara kedua matanya tertulis: KFR, yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik yang dapat menulis maupun yang tidak dapat.

Dan termasuk fitnahnya adalah dia disertai oleh syurga dan neraka. Maka neraka Dajjal adalah surga, dan syurganya justru neraka. Maka barangsiapa yang mendapat cubaan dengan nerakanya, maka hendaklah dia mohon pertolongan kepada Allah, dan hendaklah dia membaca pembukaan surat Al-Kahfi; maka neraka itu menjadi terasa dingin dan mensejahterakan baginya, sebagaimana yang pernah terjadi api pada nabi Ibrahim.

Sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu dia (Dajjal) mengatakan kepada seorang Badui (yakni: Arab kampong): "Bagaimana pendapatmu, kalau aku membangkitkan ayah dan ibumu kepadamu, apakah kamu mahu bersaksi bahawasanya aku adalah tuhanmu?" Lalu dia menjawab: "Ya". Kemudian ada dua orang Setan yang berujud ayah dan ibunya, lalu (Dajjal) "adalah tuhanmu".

Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu dia diberi kuasa untuk menguasai seseorang, lalu dia membunuhnya dan menggergajinya dengan gergaji, sehingga terpelanting menjadi dua bahagian. Kemudian dia berkata: "Lihatlah oleh kalian kepada hambaku ini. Sesungguhnya aku telah membangkitkannya sekarang, kemudian dia malah menganggap bahawa dia mempunyai Tuhan selain diriku". Selanjutnya, Allah membangkitkannya. Dan Dajjal berkata kepadanya: "Siapakah tuhanmu". Maka dia menjawab: "Tuhanku adalah Allah, dan kamu adalah musuh Allah. Kamu adalah Dajjal. Demi Allah, bukankah aku setelah itu, pada hari ini justru lebih mengetahui tentang kamu". Abul-Hasan Ath-Thanafisiy berkata: Maka mewartakan kepada kami Al-Muharibiy, mewartakan kepada kami 'Ubaidullah bin Al-Walid AlWashshafiy, dari 'Athiyah, dari Abu Sa'id, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Orang tersebut adalah umatku yang paling tinggi darjatnya di dalam syurga". Dia (perawi) berkata: Abu Said berkata: Demi Allah, kami tidak mengetahui orang yang tersebut itu melainkan bernama 'Umar bin Al-Khaththab, sehingga dia telah melalui jalannya. Al-Muharibiy berkata: Kemudian kami merujuk kepada hadisnya Abu Rafi'.

Beliau saw. bersabda: "Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu Dajjal memerintahkan langit agar menurunkan hujan, maka langit terus hujan. Dia memerintahkan bumi agar menumbuhkan tetumbuh2an, maka terus bumi menumbuhkannya.

Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu Dajjal melalui suatu perkampungan, penduduknya mendustakannya (akibatnya) lalu tidak tersisa satupun binatang peliharaan, kecuali musnah/mati. Dan termasuk fitnahnya (lagi), yaitu Dajjal melalui suatu perkampungan lalu penduduknya membenarkan ucapannya. Selanjutnya Dajjal memerintahkan langit agar menurunkan hujan, lalu terus langit menurunkan hujan. Dan dia memerintahkan bumi agar menumbuhkan tetumbuh2an, lalu terus bumi menumbuhkannya, sehingga binatang-binatang ternak mereka pulang pada hari itu gemuk dan besar, perutnya kenyang, dan susunya penuh air susu.

Bahwasanya tidak ada suatu bumipun yang tersisa, kecuali Dajjal telah menginjaknya dan membuat kerusakan, selain Mekah dan Madinah. Dajjal tidak dapat mendatangi keduanya dari jalan di antara dua gunung Mekah dan Madinah, kecuali ada malaikat yang menampakkannya dengan pedang-pedang terhunus, sehingga dia singgah di gunung kecil yang merah, yaitu di tanah yang kering/tandus.

Maka Madinah menggoncang penduduknya tiga goncangan, lalu tidak tertinggal orang munafik, pria atau wanitanya, kecuali dia keluar menuju ke gunung kecil yang merah itu. Maka Madinah meniadakan orang yang buruk, seperti halnya tempat bara api menghilangkan kotoran/karat besi. Hari demikian itu disebut hari pembersihan".

Ummu Syarik binti Abul-'Akar berkata: "Ya Rasulullah, dimanakah orang Arab waktu itu?" Beliau menjawab: "Mereka, pada waktu itu, sedikit. Sebagian besar mereka berada di Baitul-Maqdis, sedangkan pemimpin mereka adalah seorang lelaki yang saleh. Maka sewaktu pemimpin/imam mereka maju untuk mengerjakan solat Subuh mengimami mereka, tiba-tiba 'Isa bin Maryam turun kepada mereka di waktu Subuh. Selanjutnya, sang imam kembali ke belakang, berjalan mundur agar Nabi 'Isa maju mengimami solat orang-orang. Kemudian 'Isa meletakkan tangannya pada antara kedua bahu sang imam, kemudian mengatakan kepadanya: "Majulah dan kerjakanlah solat sebagai imam sebab solat itu sudah diiqamatkan untukmu". Kemudian imam mereka mengerjakan solat dengan mereka.

Maka ketika dia mahu pergi, maka 'Isa as. berkata: "Bukakanlah olehmu sekalian pintu itu" lalu pintu dibuka, sedangkan dibelakang pintu ada Dajjal yang disertai oleh tujuh puluh ribu orang Yahudi, yang setiap mereka mempunyai pedang yang dihiasi dan bertoga hijau. Maka bila Dajjal melihat beliau (nabi 'Isa), maka dia lebur-hancur sebagaimana hancurnya garam dalam air, dan dia lari ketakutan. Dan 'Isa a.s. berkata: "Sesungguhnya aku mempunyai suatu pukulan kepadamu yang kamu tidak bakal mendahului / menghindarkan pukulan dariku". Lalu beliau dapat menyusul Dajjal di pintu Lud sebelah timur (yakni: Sebuah tempat di Syam; menurut informasi lain’ tempat di Palestina), maka beliau 'Isa a.s. dapat membunuh Dajjal. Lalu Allah mengusir orang Yahudi hingga porak poranda. Tidak ada sesuatu ciptaan Allah yang dapat dijadikan persembunyian oleh orang Yahudi kecuali Allah menjadikan sesuatu itu dapat berkata-kata. Tidak ada batu, pohon, dinding dan binatang (kecuali Gilarqad / pohon berduri .. itu termasuk pohon mereka .. tidak mahu berbicara) melainkan dia mengatakan: "Wahai hamba Allah yang muslim, inilah orang Yahudi. Kemarilah, bunuhlah ia (yakni Yahudi itu)".

Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya harinya / masanya itu adalah selama empat puluh tahun. Setahun seperti setengah tahun, setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu / se Jum'ah dan akhir hari-harinya adalah bagaikan bunga api. Di pagi hari, salah seorang di antara kalian tiba di pintu Madinah, tapi dia tidak sampai di pintunya yang lainnya hingga petang hari".

Lalu ditanyakan kepada beliau saw.: "Wahai Rasulullah bagaimana kami dapat mengerjakan solat di hari-hari yang pendek itu?" Beliau menjawab: "Yaitu kamu sekalian menghitung solat pada waktu itu, sebagaimana kalian memperkirakan pada hari-hari yang panjang ini, kemudian solatlah kamu sekalian".

Rasulullah saw. bersabda: "Maka akan ada 'Isa bin Maryam di tengah-tengah umatku adalah sebagai hakim yang adil, pemimpin yang berlaku adil. Beliau menghancurkan palang salib membunuh babi dan meletakkan (tidak menerima pembayaran pajak dari orang kafir). Beliau meninggalkan sedekah / zakat (lantaran banyak harta). Maka tidak ada kambing dan unta yang dijalankan. Permusuhan dan kebencian dihilangkan. Racun dari setiap yang memiliki racun dilenyapkan, sehingga seorang anak kecil memasukkan tangannya kedalam ular, maka tidak membahayakannya. Seorang anak perempuan membawa lari singa, maka tidak membahayakannya. Serigala di tengah-tengah kambing adalah dia itu bagai anjing yang menjaganya. Bumi dipenuhi kedamaian, sebagaimana bejana dipenuhi oleh air. Hanya ada satu ungkapan: Tidak boleh disembah kecuali kepada Allah dan perang berhenti / selesai. Orang Quraisy kerajaannya dirampas. Dan bumi adalah bagaikan piring besar dari perak, yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya di masa Adam, sehingga suatu kaum berkumpul di setandan anggur, maka dapat mengenyangkan mereka. Dan suatu kaum satu buah delima, maka buah itu dapat mengenyangkan mereka. Lembu hanya seharga harta begini, begitu. Dan kuda hanya beberapa dirham". Mereka (para sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkan harga Kuda murah." Beliau menjawab: "Karena dia tidak dipakai/dinaiki untuk berperang selama-lamanya". Ditanyakan kepada beliau saw.: "Lalu apa yang menyebabkan lembu harganya mahal." Beliau menjawab: "Dia dipakai' untuk membajak tanah semuanya. Dan sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal selama tiga tahun kekeringan yaitu: Manusia mengalami musibah kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan langit, pada tahun yang pertama, agar ia menahan 1/3 (sepertiga) hujannya, dan memerintahkan bumi agar menahan 1/3 (sepertiga) tumbuh-tumbuhannya. Kemudian memerintahkan langit, pada tahun kedua, agar ia menahan 2/3 (dua pertiga) hujannya dan memerintahkan bumi agar menahan 2/3 (dua pertiga) tumbuh-tumbuhannya. Kemudian Allah memerintahkan langit, pada tahun ketiga, maka ia menahan hujannya semuanya, lalu tidak meneteskan sama sekali. Dan memerintahkan bumi, maka ia menahan tumbuh-tumbuhannya semuanya, lalu ia tidak menumbuhkan tetumbuhan yang hijau sama sekali, lalu tidak ada tersisa binatang-binatang yang mempunyai kuku berbelah kecuali musnah, melainkan apa yang dikehendaki oleh Allah". Ditanyakan kepada beliau: "Lalu apa yang menyebabkan hidupnya manusia pada zaman tersebut.". Beliau menjawab: "Yaitu bacaan: Tahlil, takbir, tasbih, tahmid, dan yang demikian itu berjalan pada mereka seperti jalannya makanan".

Abu 'Abdullah berkata: Saya mendengar Abul-Hasan Ath-Thanafisiy mengatakan: Saya mendengar 'Abdur-Rahman Al-Muharibiy mengatakan: Seyogyanya hadis ini diserahkan kepada seorang pendidik, sehingga dia mengajarkannya kepada anak-anak dalam pengajaran.

Friday, July 14, 2017

Fitnah Terhadap Ummu-l-Mukminin Sayyidatina 'Aisyah r.a.


Hadis Sahih Muslim Jilid 4. # 2377

Dari 'Aisyah r.a., isteri Nabi saw. katanya: "Biasanya apabila Rasulullah saw. hendak melakukan suatu perjalanan jauh, beliau mengadakan undian di antara para isteri beliau. Siapa yang menang undiannya dialah yang berhak ikut mendampingi Rasulullah saw. dalam perjalanan itu. Pada suatu ketika Rasulullah saw. mengundi kami untuk ikut mendampingi beliau dalam suatu peperangan yang dipimpin beliau sendiri. Aku beruntung, kerana undian ku lah yang keluar sebagai pemenang. Kerana itu akulah yang berhak pergi bersama beliau.
Peristiwa ini terjadi sesudah turunnya Ayat Hijab (lihat surat Ahzab, 33:53-59). Lalu aku dinaikkan ke dalam sebuah sekedup / tandu dan diturunkan dalam setiap perhentian (tanpa aku keluar tetapi sekedup / tandunya yang diturun naikkan). Setelah selesai perang, Rasulullah saw. serta rombongan pulang kembali ke Madinah (membawa kemenangan). Hampir sampai ke Madinah, beliau memberi izin seluruh pasukan istirehat malam.
Ketika istirehat itu, aku keluar dari sekedup dan berjalan menjauhi pasukan untuk buang hajat. Setelah selesai buang hajat aku segera kembali ke pasukan. Ketika aku menyentuh dada ku, terasa kalung ku yang terbuat dari permata zhafar buatan Yaman telah putus. Kerana itu aku kembali mencari kalung ku sehingga aku terlambat kembali ke pasukan. Sedangkan para pengawal yang bertugas menjaga ku selama dalam perjalanan telah mengangkat sekedup ku dan menaikkannya ke punggung unta yang ku kenderai (tanpa memeriksa lebih dahulu apakah aku ada di dalam atau tidak) lalu mereka berangkat. Mereka menyangka bahawa aku berada dalam sekedup. Ketika itu berat badan ku sangat ringan. Sehingga kalaupun aku berada dalam sekedup, para pengawal tidak akan merasa lebih berat bila mereka mengangkat sekedup itu. Dan ketika itu aku masih merupakan wanita muda usia.
Mereka terus berjalan menggiring unta ku (tanpa aku). Aku mendapatkan kalung ku kembali setelah pasukan berjalan agak jauh. Ketika aku sampai di tempat peristirahatan, ku dapati di sana telah sepi. Aku memutuskan untuk tetap menunggu di tempat ku semula. Kerana aku berpendapat, bila rombongan tidak menemukan ku tentu mereka akan kembali mencari ku. Ketika aku duduk menunggu mereka di tempat itu, aku mengantuk dan tertidur.
Kebetulan Shafwan bin Mu'aththal As Sulami ketinggalan pula oleh rombongan kerana dia tertidur. Ketika terbangun dia segera menyusul mereka dan lalu di dekat tempat ku menunggu. Ketika dia terlihat sesusuk tubuh sedang tidur, dia menghampiri dan mengenali ku, dia memang sudah pernah melihat ku sebelum ayat hijab turun. Aku terbangun ketika dia dengan terkejut mengucapkan kalimah istirja' (inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un) setelah dia mengenali ku. Dan aku segera menutup muka ku dengan jilbab (kain penutup muka). Demi Allah! Dia tidak pernah mengucapkan sepatah kalimat pun kepada ku selain kalimah istirja' yang menyebabkan aku terbangun. Dia segera menyuruh untanya menunduk, dan aku disilakannya menaiki kenderaan itu. Sedangkan dia sendiri berjalan kaki menuntun unta sampai induk pasukan tersusul oleh kami sesudah mereka berhenti berehat dari terik panas tengah hari.
Tetapi sungguh celakalah orang yang sengaja membuat fitnah terhadap diri ku mengenai peristiwa itu, yang diikhtiarkan oleh pemimpin mereka 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Setelah kami sampai di Madinah aku jatuh sakit sebulan lamanya. Sementara itu dalam masyarakat telah meluas khabar bohong mengenai diri ku. Sedangkan aku tidak tahu berita itu telah meluas sedemikian rupa kerana aku sedang sakit. Tetapi ada suatu hal yang membimbangkan ku, ialah sikap Rasulullah saw. yang tidak memperlihatkan kasih sayang seperti biasanya kalau aku sedang sakit. Beliau pernah datang menengok ku sekali, setelah memberi salam beliau bertanya, "Bagaimana keadaan mu?" Itulah yang membimbangkan ku.
Aku tidak mengetahui sama sekali heboh mengenai diri ku, sampai pada suatu hari setelah aku agak sembuh, aku pergi bersama Ummu Misthah ke lapangan di pinggir kota untuk buang hajat. Kerana memang di sanalah tempat kami buang hajat. Dan kami tidak pergi ke sana kecuali hanya pada malam hari saja. Yang demikian itu ialah sebelum kami membuat tempat tertutup di sekitar rumah kami. Memang sudah menjadi kebiasaan orang Arab pada masa dahulu, kalau buang hajat pergi ke lapangan di pinggir kota. Kerana mereka merasa jijik membuat tempat tertutup di sekitar rumah mereka.
Ummu Misthah (nama asalnya Salma), ialah anak perempuan Abu Ruhma bin Muththalib bin Abdu Manaf. Sedangkan ibunya ialah anak perempuan Shakhar bin Amir ibu saudara Abu Bakar Siddiq. Anak lelakinya ialah Misthah Ibnu Utsatsah bin Abbad bin Muththalib. Ketika kami pulang setelah selesai buang hajat, Ummu Misthah tersangkut sandalnya lalu dia menyumpah: "Celaka si Misthah." Maka ku tegur dia, "Tidak baik berkata begitu. Bukanlah engkau memaki orang yang ikut dalam peperangan Badar?" Jawab Ummu Misthah, "Alangkah bodohnya engkau! Apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakannya?" Tanya ku, "Apa yang dikatakannya?". “ Dia menghabarkan kepada ku omongan tukang-tukang fitnah (yang memburuk-burukkan diri mu)."
Semenjak aku mendengar berita Ummu Misthah itu, sakit ku semakin menjadi-jadi. Ketika Rasulullah saw. datang ke rumah ku, beliau memberi salam, lalu dia bertanya, "Bagaimana keadaan sakit mu?" Lalu aku bertanya kepada beliau, "Sudikah Tuan mengizinkan aku pulang ke rumah orang tua ku?" Kata 'Aisyah, "Sebenarnya aku ingin hendak menanyakan kepada orang tua ku kebenaran berita yang disampaikan Ummu Misthah kepada ku."
Rasulullah saw. mengizinkan ku, lalu aku pulang ke rumah orang tua ku dan bertanya kepada ibu ku, "Wahai ibu! Benarkah ada berita buruk yang dipercakapkan orang mengenai diri ku?" Jawab ibu, "Wahai anak ku sayang! Jangan engkau hiraukan. Demi Allah, jarang sekali wanita cantik yang disayangi suaminya, padahal dia mempunyai banyak madu yang tidak diomongi orang." "Subhanallah!" kata ku. "Kalau begitu, memang benarlah kiranya orang banyak mempercakapkan ku." Malam itu aku menangis semalam-malaman sampai Subuh. Air mata ku mengalir tak dapat ditahan dan aku tak dapat tidur kerananya.
Sementara itu Rasulullah saw. memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid untuk bermusyawarah dengan mereka - kerana waktu itu wahyu terhenti -. Beliau bermusyawarah dengan keduanya apakah beliau harus menceraikan ku atau tidak. Usamah bin Zaid menyatakan pendapatnya, bahawa dia tahu benar para isteri Rasulullah saw. semuanya suci (setia) dan dia tahu benar mereka semuanya mencintai Rasulullah saw. Katanya, "Mereka adalah para isteri Tuan. Aku yakin benar bahawa semuanya adalah para isteri yang setia." Adapun 'Ali bin Thalib berkata, "Allah Ta'ala tidak akan mempersulit Tuan. Masih banyak wanita selain dia ('Aisyah). Jika Tuan menghendaki seorang gadis, tidak seorang pun yang akan menolak Tuan."Kemudian beliau panggil pula Barirah (pembantu rumah tangga 'Aisyah), lalu beliau bertanya, "Hai Barirah! Adakah engkau melihat sesuatu yang mencurigakan mengenai diri 'Aisyah?" Jawab Barirah, "Demi Allah yang mengutus Tuan dengan agama yang benar. Sungguh, aku tidak melihat sedikit pun yang mencemarkan dirinya, selain hanya dia itu seorang wanita muda yang manja, yang pergi tidur meninggalkan adonan kuih, lalu datang haiwan peliharaan (kucing atau kambing) memakan adonan itu."
Kemudian Rasulullah saw. berkhutbah di mimbar, menyatakan keberatannya atas tuduhan yang diprasangka pleh Abdullah bin Ubay bin Salul." Sabda beliau di mimbar, "Hai kaum muslimin! Siapakah di antara tuan-tuan yang setuju dengan penolakan ku atas tuduhan yang telah mencemarkan nama baik keluarga ku? Demi Allah, aku yakin keluarga ku bersih dari tuduhan kotor yang tidak benar itu. Mereka juga telah menyebut-nyebut seorang lelaki (Shafwan bin Mu'aththai As Sulami) yang aku yakin bahawa dia itu orang baik. Dia tidak pernah masuk ke rumah ku kecuali bersama ku."
Maka berdirilah Sa'ad bin Mu'adz Al Anshari, lalu dia berkata, "Aku membelaTuan dalam masalah ini, ya Rasulullah! Jika tuduhan itu datang dari suku Aus, kami penggal lehernya. Dan jika datangnya dari saudara-saudara kami suku Khazraj, kami menunggu perintah Tuan. Apa yang Tuan perintahkan segera kami laksanakan." Maka berdiri pula Sa'ad bin Ubadah, pemimpin suku Khazraj dan seorang yang soleh tetapi diperdayakan oleh rasa kesukuan. Lalu dia berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz, "Engkau bohong! Demi Allah, engkau tidak boleh membunuhnya dan memang engkau tidak sanggup melakukannya." Maka bangun pula Usaid bin Hudhair, anak pakcik Sa'ad bin Mu'adz. Katanya kepada Sa'ad bin Ubadah, "Engkaulah yang bohong! Demi Allah! Bila saja dan di mana saja kami sanggup membunuhnya! Engkau munafik, kerana engkau membela orang-orang munafik!" Pertengkaran antara suku Aus dan Khazraj itu menjadi hangat, sehingga hampir terjadi perkelahian antara mereka. Tetapi Rasulullah saw. yang masih berdiri di mimbar dapat menenangkan mereka sehingga mereka diam.
Kata Aisyah selanjutnya, "Sehari-harian kerja ku hanya menangis dan menangis siang malam. Sehingga kedua orang tua ku cemas, kalau-kalau jantung ku pecah kerana menangis. Selama aku menangis, kedua orang tua ku selalu berada di samping ku. Tiba-tiba seorang perempuan Ansar minta izin hendak bertemu dengan ku, lalu ku izinkan dia masuk. Setelah dia masuk, dia pun menangisi ku (menambah kesedihan ku). Sementara itu Rasulullah saw. pun datang. Beliau memberi salam, lalu duduk di samping ku. Sejak berita bohong itu tersiar, beliau tidak pernah duduk di samping ku. Dan sudah sebulan wahyu tidak turun kepada beliau. Iaitu semenjak peristiwa ku ini.
Ketika beliau duduk di samping ku, mula-mula beliau membaca tasyahhud. Kemudian beliau bersabda: "Hai 'Aisyah! Telah sampai kepada ku berita mengenai diri mu begini dan begitu. Jika engkau bersih dari tuduhan itu maka Allah Ta'ala akan membebaskanmu. Jika engkau memang berdosa, minta ampunlah kepada Allah Ta'ala dan taubatlah kepadaNya, kerana apabila seorang hamba sadar bahawa dia telah berdosa, kemudian dia taubat, nescaya Allah menerima taubatnya."
Setelah ucapan beliau itu selesai diucapkannya, air mata ku mengambang dan tak tertahankan oleh ku dia jatuh berderai. Aku berkata kepada bapa ku. "Ayah, tolonglah aku menjawab sabda Rasulullah saw." Jawab bapa ku, "Demi Allah! Aku tidak tahu apa yang harus ku ucapkan kepada Rasulullah saw." Kemudian ku minta ibu ku, "Ibu, tolonglah aku menjawab sabda Rasulullah saw. sebentar ini." Jawab ibu ku, "Demi Allah! Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan kepada Rasulullah." Maka terpaksalah aku sendiri yang harus menjawabnya.
Kata ku, "Aku ini adalah seorang wanita muda usia yang belum banyak mengetahui isi Al Quran. Demi Allah! Sekarang aku telah tahu bahawa Tuan telah mendengar berita mengenai tuduhan terhadap diri ku, sehingga tuduhan itu tertanam dalam diri Tuan dan nampaknya Tuan seperti membenarkan berita itu. Walaupun aku mengatakan kepada Tuan aku bersih dari tuduhan itu - demi Allah, hanya Allah sajalah yang maha tahu bahawa aku memang bersih - Tuan tentu tidak akan mempercayai ku juga. Dan seandainya aku mengatakan bahawa aku telah bersalah dan berbuat dosa, - demi Allah, Dia jugalah yang Maha Tahu bahawa aku bersih - Tuan akan mempercayainya. Demi Allah! Aku tidak memperoleh sebuah contoh pun yang paling tepat mengenai peristiwa ini, selain ucapan yang diucapkan Nabi Ya'qub, bapa Nabi Yusuf, katanya : Sabar jualah yang paling indah, dan hanya Allah sajalah tempat minta tolong atas segala tuduhan yang dituduhkan mereka." Kemudian aku berpaling dan berbaring di tempat tidur ku.
Kata 'Aisyah selanjutnya, "Demi Allah! Aku benar-benar bersih dari tuduhan itu, dan aku yakin bahawa Allah Ta'ala akan membersihkan nama baik ku dari tuduhan itu. Namun sejauh itu demi Allah, aku tidak menduga sama sekali bahawa Allah akan menurunkan wahyu dalam kaitannya dengan kes yang sedang ku hadapi ini. Sehingga akhirnya wahyu itu selalu kita baca. Kerana kes itu sangat cemar terasa oleh ku dibanding dengan keagungan firman Allah Ta'ala yang selalu kita baca. Tetapi aku berharap semoga Rasulullah saw. dapat melihat dalam mimpi beliau, di mana Allah Ta'ala memperlihatkan kepada beliau bahawa aku sungguh-sungguh bersih.
Maka demi Allah, belum lagi Rasulullah saw. meninggalkan tempat duduknya, dan belum seorang jua pun yang keluar dari rumah kami, Allah Ta'ala menurunkan wahyu kepada Nabinya. Terlihat Nabi saw. seperti orang yang keberatan memikul beban berat, sebagai biasanya bila wahyu sedang diturunkan kepada beliau, sehingga beliau bersimbah peluh. Ketika Wahyu telah selesai turun, Rasulullah saw. tertawa. Kalimat yang mula-mula diucapkannya ialah: "Gembiralah, wahai 'Aisyah! Allah Ta'ala telah mengatakan bahawa engkau sungguh-sungguh bersih dari tuduhan itu." Lalu berkata ibu ku kepada ku, "Bangunlah engkau, nak! Mintalah maaf kepada beliau!" Jawab ku, "Demi Allah! Aku tidak perlu minta maaf kepada beliau. Aku hanya wajib memuji Allah, kerana Dialah yang menurunkan wahyu yang menyatakan bahawa aku memang bersih dari tuduhan kotor itu.”
Wahyu itu tersebut turun dalam Al Quran, surat An Nur sebanyak sepuluh ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong ini adalah dari golongan kamu juga (lihat An Nur, 24 : 11-20).
Kata 'Aisyah selanjutnya, "Selama ini Misthah dibelanjai oleh (bapa ku) Abu 'Bakar Siddiq sebagai keluarga dekat bapa. Semenjak kes itu terjadi, bapa ku bersumpah akan menghentikan bantuannya kepada Misthah untuk selama-lamanya. Maka turun pula wahyu yang melarang penghentian bantuan itu: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahawa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya....sampai dengan...Apakah kamu tidak ingin bahawa Allah mengampuni mu?" (An Nur, 24:22).
Berkata Hibhan bin Musa, kata Abdullah bin Muharak. "Inilah ayat yang istimewa di dalam kitab Allah." Maka berkata Abu Bakar, "Demi Allah! Aku lebih suka mendapat ampunan Allah Ta'ala." Maka nafkah untuk Misthah diteruskannya kembali. Dan aku tidak pernah menghentikan nafkah untuk Misthah sepeninggal beliau."

Tuesday, July 4, 2017

Ka'ab Bin Malik r.a. Tertinggal Dari Rasulullah saw Peperangan Tabuk

(Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis # 2376.)

Dari Ka'ab bin Malik r.a.. dia menceritakan tentang dirinya ketika dia tertinggal (tidak ikut berperang) dari Rasulullah saw. dalam peperangan Tabuk.
Kata Ka'ab bin Malik. "Aku tidak pernah tertinggal dari Rasulullah saw. dalam setiap peperangan yang dipimpin sendiri oleh beliau, kecuali dalam peperangan Tabuk. Selain dari itu, aku memang tertinggal pula dalam peperangan Badar. Tetapi tidak seorang pun dapat disalahkan bila tertinggal ketika itu, kerana Rasulullah saw. pergi dengan maksud hendak memintas kafilah Quraisy. Namun Allah Ta'ala telah menghadapkan mereka dengan musuh tanpa diduga lebih dahulu. Dan aku telah baiat bersama Rasulullah saw. pada malam Aqabah di mana kami telah bersumpah setia untuk Islam. Dan aku tidak suka seandainya malam Bai'at Aqabah itu ditukar dengan perang Badar. Sekalipun Badar lebih terkenal dari Aqabah di kalangan orang banyak.

Cerita mengenai sebabnya aku tertinggal dari Rasulullah saw. dalam perang Tabuk ialah :
"Sesungguhnya aku belum pernah sedikit jua pun merasa diri ku lebih kuat dan lebih senang dari keadaan ku ketika tertinggal dalam peperangan itu. Demi Allah, aku belum pernah menyiapkan dua kenderaan kecuali untuk peperangan itu. Rasulullah saw. merencanakan penyerangan pada musim panas yang terik, menempuh perjalanan jauh serta menghadapi jumlah musuh yang banyak. Kerana itu Rasulullah saw. menjelaskan kepada kaum muslimin tugas berat yang bakal mereka hadapi, agar mereka bersiap-siap dengan sungguh-sungguh menghadapi peperangan tersebut dan Rasulullah saw. memberitahukan sasaran yang dituju. Kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah saw. ketika itu cukup banyak, tetapi tidak ada suatu daftar yang mencatat nama-nama dan jumlah mereka. Kerana itu, bila sewaktu waktu seseorang ingin menghilang (tidak ikut berperang), hal itu boleh sahaja terjadi. Kerana dia mengira bahawa Rasulullah saw. tidak akan mengetahuinya, selama tidak ada wahyu memberitahu beliau. Rasulullah saw. mengadakan penyerangan dalam peperangan itu dalam musim buah-buahan dan cuaca tidak berawan.
Sebenarnya hati ku lebih condong hendak turut berperang. Rasulullah saw. dan kaum muslimin telah siap-siap hendak berangkat. Aku merancang akan berkemas bersama-sama mereka besok pagi. Setelah aku pulang ternyata aku tidak berbuat apa-apa, sambil berkata dalam hati ku, "Aku sanggup menyelesaikannya nanti." Ternyata hal itu berkelanjutan sedemikian rupa, sedangkan orang banyak sungguh-sungguh telah siap.
Besok Subuh Rasulullah dan kaum muslimin berangkat pagi-pagi sekali, sedangkan aku belum berkemas juga. Kerana itu aku segera pulang hendak berkemas, tetapi sampai di rumah aku tidak berbuat apa-apa, sehingga pasukan berangkat seluruhnya menuju medan perang. Aku bermaksud hendak menyusul mereka, tetapi apa boleh buat yang demikian tidak ditakdirkan Allah bagi ku. Ketika aku mulai berkemas dan keluar hendak menyusul Rasulullah saw. alangkah sedihnya hati ku, kerana tidak seorang jua pun teman yang kelihatan oleh ku kecuali orang-orang munafik atau orang-orang lemah yang telah dimaafkan Allah Ta'ala tidak ikut berperang.
Rasulullah saw. tidak menyebut-nyebut nama ku hingga sampai di Tabuk. Setelah sampai, ketika beliau duduk di tengah-tengah kaum muslimin, barulah beliau menanyakan, "Apa kerja Ka'ab bin Malik?" Seorang lelaki dari Bani Salamah menjawab, "Ya, Rasulullah! Dia terhalang kerana merasa sayang pada selimutnya." Maka berkata Mu'adz bin Jabal, "Jahat sekali ucapan mu itu! Demi Allah, ya Rasulullah! Setahu kami selama ini dia adalah orang baik." Rasulullah saw. diam saja.
Beliau melihat samar-samar bayangan seseorang berpakaian putih lalu hilang ditelan fatamorgana. Maka berkata Rasulullah saw., "Engkau Abu Khaitsamah!" Kiranya dia memang Abu Khitsamah Al Anshari yang pernah bersedekah segantang kurma, lalu diejek oleh orang-orang munafik.
Cerita Ka'ab bin Malik selanjutnya: "Tatkala aku mendengar berita bahawa Rasulullah saw. telah berangkat dari Tabuk hendak pulang ke Madinah, timbullah rasa takut ku kerana kesalahan ku tidak turut berperang. Oleh sebab itu aku berusaha mencari jalan agar aku terhindar dari kemarahan beliau. Lalu aku minta pendapat-pendapat keluarga ku.
Tetapi tatkala aku mendengar bahawa beliau telah tiba, maka hilanglah dari ingatan ku segala fikiran buruk itu. Aku mengerti benar bahawa aku tidak akan terlepas sedikit jua pun dari hukuman, walaupun dengan berbagai alasan. Kerana itu aku bertekad hendak mengaku terus terang atas kesalahan ku. Pagi-pagi waktu Subuh, Rasulullah tiba. Seperti biasa, apabila beliau tiba dari suatu perjalanan, beliau langsung ke masjid lalu solat dua rakaat, kemudian duduk di tengah-tengah orang banyak.
Maka ketika itu datanglah orang-orang yang tidak turut berperang mengemukakan alasan-alasan (uzur) masing-masing kepada beliau dan bersumpah kepadanya. Semuanya berjumlah lebih kurang lapan puluh orang. Rasulullah saw. menerima alasan atau sumpah-sumpah mereka yang nampak nyata dan memohonkan ampun bagi mereka. Sedangkan hal-hal yang tersembunyi atau yang mereka rahsiakan, beliau serahkan kepada Allah Ta'ala.
Kini tibalah giliran ku. Ketika aku memberi salam kepada beliau, beliau menyambut salam ku dengan senyum kecut, senyum kemarahan. Lalu beliau berkata, "Kemari!" Aku datang menghampiri lalu duduk di hadapan beliau. Tanya beliau, "Mengapa kamu tidak turut berperang. Bukankah kamu telah membeli kenderaan?" Jawab ku, "Ya, Rasulullah! Demi Allah, seandainya aku berhadapan dengan orang selain Tuan dari penduduk dunia ini, nescaya aku akan mencari jalan keluar dari kemarahannya dengan berbagai alasan. Tetapi demi Allah! Aku tahu benar, jika aku berdusta kepada Tuan sekarang, mungkin Tuan menerimanya. Tetapi aku sungguh takut Allah akan sangat murka kepada ku. Dan jika aku berkata benar kepada Tuan, tentu Tuan akan marah kepada ku. Namun aku masih dapat mengharapkan kemaafan dari Allah Ta'ala. Demi Allah! Aku tidak mempunyai uzur (alasan) suatu apa jua pun. Bahkan aku belum pernah sesihat dan selapang seperti sekarang ini di mana aku tidak turut berperang bersama-sama Anda."
Sabda Rasulullah saw., "Betul begitu? Nah, pergilah sampai Allah memutuskan perkara mu."
Beberapa orang dari Bani Salamah turut bangkit bersama-sama dengan ku dan mengikuti ku. Kata mereka kepada ku, "Demi Allah! Kami tahu benar bahawa engkau belum pernah salah sekali jua pun sebelum ini. Mengapa engkau tidak minta maaf saja kepada Rasulullah saw. seperti orang-orang lain yang tidak turut berperang itu? Nescaya dosa mu diampun Allah berkat permohonan ampun dari Rasulullah saw. bagi mu."
Kata Ka'ab. "Demi Allah! Mereka selalu menyalahkan ku seperti itu sehingga aku berniat hendak kembali kepada Rasulullah saw. dan menarik pengakuan ku semula." Aku bertanya kepada mereka, "Adakah orang lain yang menerima hukuman seperti aku?" Jawab mereka, "Ada! Iaitu dua orang yang mengaku bersalah seperti engkau, lalu keduanya mendapat putusan seperti yang diputuskan kepada mu." Tanya ku, "Siapa mereka?" Jawab mereka, "Murrah bin Rabi'ah Al 'Amid dan Hilal bin Umaiyah Al Waqifi." Mereka mengatakan kepada ku bahawa mereka berdua adalah orang-orang saleh yang turut dalam peperangan Badar, dan orang-orang yang patut dijadikan teladan.
Setelah mereka menerangkan hal kedua orang itu, aku pun berlalu. Kata Ka'ab, "Rasulullah saw. melarang kaum muslimin bercakap-cakap dengan kami bertiga yang tidak ikut berperang. Kerana itu orang banyak menjauhi (memboikot) kami. Sikap mereka berubah terhadap kami sehingga aku merasa seperti orang asing di negeri yang ku diami, di mana penduduknya aku kenal selama ini. Hukuman seperti itu ku alami selama lima puluh hari. Kedua orang teman yang senasib dengan ku tetap sahaja tinggal di rumah mereka dan menangis selalu. Tetapi aku lebih muda dan lebih kuat dari mereka. Aku tetap keluar seperti biasa, menghadiri solat berjemaah dan pergi ke pasar walau tidak seorang jua pun yang mahu berbicara dengan ku.
Bahkan aku tetap mendatangi Rasulullah saw. dan memberi salam kepada beliau ketika beliau berada dalam majlis taklim sesudah solat. Aku bertanya dalam hati ku, "Adakah beliau menggerakkan bibir beliau untuk menjawab salam ku, atau tidak?" Aku pun solat berdekatan dengan beliau sambil menjeling kepada beliau. Setelah selesai solat beliau menengok kepada ku, tetapi bila aku menoleh kepadanya beliau menolehkan muka dari ku.
Setelah suasana diboikot kaum muslimin seperti itu berjalan agak lama, pada suatu hari aku pergi ke rumah Abu Qatadah, anak pakcik (saudara sepupu) ku, dan orang yang sangat sayang kepada ku. Aku memberi salam kepadanya. Tetapi demi Allah, dia tidak menjawab salam ku. Lalu aku berkata kepadanya, "Ya, Abu Qatadah! Aku bertanya kepada mu, tidak tahukah kamu bahawa aku tetap mencintai Allah dan Rasul-Nya?" Dia diam saja. Aku tanya lagi, tetapi dia tetap membisu. Lalu ku tanya lagi. Maka jawabnya, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Air mata ku mengalir mendengar jawapannya, lalu aku berpaling dan terus pulang.
Pada suatu hari ketika aku sedang berjalan di pasar, seorang petani penduduk Syam yang sering menjual makanan di Madinah bertanya, "Siapa yang dapat menunjukkan Ka'ab bin Malik kepada ku?" katanya. Orang banyak menunjuk kepada ku. Petani itu mendatangi ku dan memberikan sepucuk surat berasal dari Raja Ghassan. Aku memang pandai membaca dan menulis. Lalu ku baca surat itu, yang isinya antara lain sebagai berikut : "Amma ba'du. Kami mendengar khabar bahawa Anda diboikot oleh teman-teman Anda. Allah tidak akan membuat Anda terhina dalam negeri dan tidak pula tersia-sia. Temuilah kami, nescaya kami akan membantu Anda dengan segala daya dan yang ada pada kami." Selesai membaca surat itu lalu kata ku, "Ini suatu ujian juga!" Maka ku dekat api lalu ku bakar surat itu.
Setelah berlalu empat puluh hari dan wahyu turun kepada Rasulullah saw. maka datanglah seorang utusan beliau kepada ku seraya berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan kamu supaya menjauhi isteri mu!" Tanya ku, "Apakah aku harus meceraikannya atau bagaimana?" Jawabnya, "Tidak! Hanya menjauhinya. Kerana itu jangan kamu dekati dia!" Beliau juga mengutus orang kepada kedua teman yang senasib dengan ku, dengan perintah yang sama. Maka ku katakan kepada isteri ku, "Pulanglah kamu ke rumah orang tua mu dan tinggallah bersama mereka sampai Allah memberi keputusan terhadap perkara ku ini."
Kata Ka'ab, "Isteri Hilal bin Umaiyah datang kepada Rasulullah saw. memohon keringanan kepada beliau, katanya : Ya Rasulullah! Hilal bin Umaiyah sudah tua. Dia akan tersia-sia tanpa khadam (pelayan). Apakah Anda keberatan kalau aku menjadi pelayannya?" Jawab beliau, "Tidak mengapa, asal dia tidak mendekati mu." Kata isteri Hilal, "Demi Allah! Dia tidak mempunyai keinginan apa-apa. Bahkan demi Allah, dia selalu menangis sahaja sejak menerima hukuman sampai hari ini." Kerana itu sebahagian keluarga ku menyarankan pula kepada ku, "Seandainya engkau minta izin kepada Rasulullah saw. mengenai isteri mu, mungkin beliau memberi izin kepada mu seperti halnya isteri Hilal bin Umaiyah diberi izin oIeh beliau melayani Hilal." Jawab ku, "Aku tidak akan memintakan izin kepada beliau untuk isteri ku. Aku tidak tahu pasti apakah Rasulullah saw. akan memberi izin atau tidak. Aku masih muda dan sanggup mengurus diri sendiri."
Keadaan membujang seperti itu telah berlalu pula sepuluh hari. Jadi sudah lima puluh hari sejak hari pertama kami mulai diboikot. Kemudian, sesudah aku solat Subuh di atas loteng rumah kami, pagi-pagi sesudah malam yang kelima puluh, ketika aku memikirkan nasib kami sesuai dengan apa yang diperingatkan Allah kepada kami, di mana bumi ini terasa amat sempit dengan segala kelapangan yang ada, tiba-tiba terdengar oleh ku suara memanggil dengan sekuat-kuatnya, "Ya, Ka'ab bin Malik! Gembiralah”.
Aku segera sujud, kerana aku yakin kelapangan telah tiba. Rasulullah saw. telah memberi tahu orang banyak, bahawa Allah swt. telah menerima taubat kami ketika solat Subuh. Kerana itu orang banyak datang mengucapkan selamat kepada ku dan sesudah itu mereka pergi pula kepada kedua orang teman ku. Di antara mereka ada yang berlari dan ada pula yang berkenderaan. Bahkan ada seorang teman dari suku Aslam sengaja menemui ku melalui bukit. Suara-suara mengelu-ngelukan ku lebih cepat sampai ke telinga ku dari kuda mereka. Ketika suara ucapan selamat untuk menggembirakan ku dari orang yang pertama-tama sampai ke telinga ku, dengan spontan ku buka baju ku lalu ku berikan kepadanya kerana sangat gembira. Padahal demi Allah, ketika itu aku tidak mempunyai baju selain baju tersebut, sehingga aku terpaksa meminjam (ketika menghadap Rasulullah saw.)
Aku pergi menghadap Rasulullah saw. Setiap orang yang bertemu dengan ku mengucapkan selamat kerana taubat ku telah diterima Allah swt. Kata mereka, "Bahagialah tuan kerana taubat tuan telah diterima Allah swt."
Aku masuk ke masjid. Ku dapati Rasulullah saw. sedang duduk dikelilingi para sahabat. Thalhah bin 'Ubaidillah segera bangkit dan berlari menyambut ku serta menyalami ku sambil mengucapkan selamat. Demi Allah, tidak ada orang Quraisy yang berdiri selain dia. Kerana itu pula aku tidak melupakan Thalhah.
Setelah aku memberi salam kepada Rasulullah saw., maka dengan muka berseri-seri kerana gembira beliau berkata, "Gembiralah kamu dengan kebaikan yang kamu terima hari ini, yang belum pernah kamu terima sejak kamu lahir." Tanya ku, "Apakah kebaikan itu datang dari Tuan atau dari Allah Ta'ala?" Jawab beliau, "Bahkan dari Allah Ta'ala!" Biasanya apabila Rasulullah saw. gembira, wajah beliau bersinar-sinar bagaikan bulan. Kami tahu benar akan hal itu. Setelah aku duduk di hadapan beliau, aku berkata kepadanya, "Ya, Rasulullah! Kerana taubat ku diterima Allah, maka aku hendak menyedekahkan harta ku kepada Allah dan Rasul-Nya." Jawab Rasulullah saw., "Tahanlah sebahagian harta mu itu. Itulah yang baik!" Jawab ku, "Aku akan menahan harta yang ku peroleh di Khaibar."
Kata ku selanjutnya, "Ya, Rasulullah! Allah telah melepaskan ku kerana berkata benar. Maka untuk kesempurnaan taubat ku, aku tidak akan berkata-kata selamanya melainkan yang benar."
Kata Ka'ab selanjutnya, "Aku tidak tahu seorang muslim yang pernah diuji Allah kerana berkata benar, semenjak aku berkata demikian kepada Rasulullah saw. hingga sekarang. Itulah cubaan terbaik yang dilakukan Allah Ta'ala kepada ku. Demi Allah, aku berjanji tidak akan pernah berdusta. Aku berharap kepada Allah semoga Dia memelihara ku sampai akhir hayat ku.
Maka turunlah ayat-ayat surat Taubah, 9 :117 - 119, sebagai berikut:
(9:117) "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin, dan orang-orang Ansar yang mengikut Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka."
(9:118), "Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (permintaan taubat mereka) hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu sebenarnya tetap luas, dan jiwa pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahawa tidak ada tempat lari dari (seksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka, agar tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
(9:119). "Hai, orang-orang yang beriman, takwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar."
Cerita Ka'ab selanjutnya, "Demi Allah! Belum pernah aku merasakan nikmat pada diri ku sejak aku masuk Islam yang lebih besar daripada ketika aku berkata benar terhadap Rasulullah saw. Seandainya aku berdusta kepada beliau nescaya celakalah aku seperti orang-orang yang pernah berdusta, sebagai dinyatakan dalam firman Allah Ta'ala: (9:95) "Kelak mereka akan bersumpah kepada mu dengan nama Allah apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka, kerana sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."
(9: 96) "Mereka akan bersumpah kepada mu, agar kamu redha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu redha kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik itu."

Cerita Ka'ab selanjutnya, "Kami bertiga tertinggal, maksudnya tertinggal bertaubat dari mereka-mereka yang telah diterima taubatnya oleh Rasulullah saw. secara lahir (sedang batinnya terserah kepada Allah swt.), serta dimohonkan ampun oleh beliau kepada Allah Ta'ala. Sedangkan terhadap kami bertiga Rasulullah menangguhkannya hingga datang keputusan Allah swt. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta'ala: Dan tiga orang yang tertinggal (9: 118), bukan tertinggal tidak ikut berperang, tetapi penerimaan taubat kami ditangguhkan."