SSUS - PERJUANGAN YANG BERTERUSAN

SSUS - PERJUANGAN YANG BERTERUSAN
Satu Bahasa Satu Bangsa Satu Negara

Monday, August 9, 2010

Pembacaan Dan Bacaan (Yg Dibaca)

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Setiap mu'min merasa tenang, tenteram, 'asyik dan khusyuk apabila membaca Qur-an. Ada yang menitiskan air mata bila membaca ayat-ayat yang berbunyi "Ya aiyuhal lathina aamanu ..." umpamanya. Membacanya dianjurkan setiap masa lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan. Dan semestinya didalam solat.

Qur-an ialah Kalamullah, Kitab, Khitab (perhubungan lisan) dan Wahyu yang Jibrail as sampaikan kepada Rasulullah saw.

26:192-195 Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, (192) dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin [Jibril], (193) ke dalam hatimu [Muhammad] agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, (194) dengan bahasa Arab yang jelas. (195)

Kalamullah inilah dipanggil Qur-an Al Karim yang bukannya makhluk bagaimanapun ia dibaca atau dihafal. Ia adalah satu daripada sifat bagi Dzat Allah swt. Tidak pernah dicipta (muhdath). Tidak berubah (mubaddal) atau bertukar (mughayyar). Bukan kompilasi (mu'allaf) atau ringkasan (manqus). Tidak ada padanya kesia-siaan.

'Uthman ibn 'Affan ra meriwayatkan Rasulullah saw bersabda: Keunggulan Qur-an diatas segala lain-lain perkataan (kalam) adalah seperti keunggulan Allah swt sendiri di atas seluruh makhlukNya.

Al Qur-an adalah Kalamullah samada ia tersurat dalam dada yang menghafalnya, atau disebut diatas lidah yang membacanya, atau pada tangan yang menyuratnya, atau didalam mata yang memerhatinya, atau yang terhimpun didalam mushaf-mushaf para muslimin; dimana sahaja ia dilihat atau didapati, ia adalah Kalamullah.

Kalau ada yang mengatakan Qur-an itu makhluk, atau ibarat, atau pembacaannya itu makhluk (at- tilawa makhluqa), atau yang dibaca darinya (matluww) itu makhluk, atau jika seseorang berkata, "Bacaan Qur-an ku ini makhluk" (lafzi bil Qur-ani makhluq), orang itu seorang yang tidak percaya akan dan menolak Allah swt (kafir). Demikian kata Imam Ahmad ibn Hanbal.

Abu'd Darda' ra menanyakan prihal Qur-an dari Rasulullah saw; mendapat jawapan: Kata-kata Allah itu bukan hasil ciptaan (Kalamullahi ghairu makhluq).

'Abdullah ibn 'Abd al Ghaffar meriwayatkan Rasullah saw bersabda: Allah swt berfirman; KepunyaanNyalah segala ciptaan (khalq) dan perintah (amr).

Iaitu, jika perintah Allah "Jadilah" (kun) yang dengannya Dia swt mencipta itu juga "ciptaan" ini suatu kemustahilan disisi Allah swt.

Bila al Walid ibn al Mughira al Makhzumi kata Qur-an itu "kata-kata manusia" (qawl al-bashar), Allah ancam dia dengan api neraka.

74:24-26 lalu dia berkata: "[Al Qur’an] ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari [dari orang-orang dahulu], (24) ini tidak lain hanyalah perkataan manusia". (25) Aku akan memasukkannya ke dalam [neraka] Saqar. (26)

9:6 Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalam Allah,
Allah swt tidak kata, "... supaya ia sempat mendengar kata-katamu ya Muhammad"

97:1 Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al Qur’an] pada malam Lailatil Qadr
Disini Allah swt merujuk kepada Qur-an yang di dalam dada (orang yang hafal) dan di dalam nushaf (dimana tulisannya disalin)

Allah swt Sendiri mengatakan yang pembacaan Qur-an oleh Jibrail as itu Qur-an.

75:16-18 Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk [membaca] Al Qur’an karena hendak cepat-cepat [menguasai] nya [3]. (16) Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya [di dadamu] dan [membuatmu pandai] membacanya. (17) Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (18)
73:20 ..... karena itu bacalah apa yang mudah [bagimu] dari Al Qur’an.....

Yang didengar oleh jin itu ialah pembacaan al Qur-an oleh Nabi Muhammad saw...

72:1-2 Katakanlah [hai Muhammad]: "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan [Al Qur’an], lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan, (1) [yang] memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami, (2)

46:29 Dan [ingatlah] ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan [nya]

Bila seseorang membaca Surat Al-Fatihah dalam solatnya dia adalah seorang qari Kitabullah.
Bila seseorang bersumpah tidak akan bercakap, kemudian dia membaca Qur-an, dia tidak melanggar sumpahnya. Ini kerana Qur-an adalah percakapan Allah swt, bukan setakat ibarat sahaja.

Mu'awiya ibn al Hakam meriwayatkan Rasulullah saw bersabda:
Di dalam solat kita ini, tiada hak tempat untuk apa pun bentuk percakapan manusia (kalam al adamiyyin). Hanya ada qira'a, tasbih, tahlil dan suara bacaan (tilawa) Qur-an.
Rasulullah saw memberitahu kita bahawa pembacaan adalah sama dengan apa yang dibaca (at-tilawa hiya'l-mutluww).

Allah swt dan RasulNya saw memerintahkan para mukmin membaca Al Qur-an dalam solat namun melarang penggunaan percakapan manusia. Maka berertilah jika pembacaan kita akan Qur-an itu adalah kata-kata kita dan bukan Kalamullah juga, tentu kita telah melanggar syarat dan rukun solat.

Selamat berpuasa. As salaamu 'alaykum.